ARTLOG | DIGITAL VS ANALOG DRAWING


Illustrated by ewafebri

" Di jaman now, perubahan tak hanya terjadi pada pergaulan, trend fashion ataupun informasi. Dunia senipun juga mengalami perubahan yang kekinian. Salah satunya tentang proses pembuatan karya seni. Bagaimana cara saya mencoba mengikuti gerak perubahan ? Baca selengkapnya gaes !" 

 ----------*****----------

Punya Blog dengan 2 Niche berbeda meskipun berhubungan itu bikin ngos-ngosan ya.. ? Haha.. sekarang saya jadi mikir, kenapa juga saya mau bikin 2 Blog begini. Hihi.. 

Salah satu alasan saya membuat 2 Blog ini sebenarnya supaya gak rancu sama Blog sebelah yang isinya tentang segala sesuatu yang serius. Hahaha.. Sementara Blog ini ingin saya jadikan blog yang ceria seperti warna gambar-gambar saya.

Baca juga : ARTLOG | WATERCOLOR PENCIL 

DIGITAL VS MANUAL DRAWING 


Jika sebelumnya saya sudah membahas tentang bagaimana karakter si bowgel and the gank tercipta, kali ini saya ingin berpendapat tentang gambar yang menggunakan digital versus manual.


DIGITAL


Beberapa waktu belakangan ini saya sedang belajar menggambar menggunakan digital. Terutama menggunakan program photoshop (karena saya belum mahir program yang lainnya, bukan berarti photoshop mahir juga.. hahaha.. ). Tapi sepertinya saya kurang begitu "greeeeg" dihati. 

Goresan digital saya terlalu kaku, meskipun sebenarnya gak ada masalah. Tapi entah kenapa saya kurang suka dengan hasilnya. Tidak natural dan kurang luwes. 

Melihat para illustrator menggunakan Procreate , rasanya pingin juga. Tapi apa daya saya belum sanggup membelinya. Hahaha.. 

MANUAL 


Sesuai dengan jaman dimana saya lahir, saya lebih senang menggambar secara manual (tuaaa banget sayaah). Saya bisa merasakan tekanan pensil, drawing pen maupun kuas saat mengaplikasikannya diatas kertas. Ada rasa puas, senang, dan bahagia ketika garis demi garis membentuk obyek. Mungkin ini yang dinamakan Art Therapy

Art Therapy membuat kita bisa menyalurkan apa yang sedang kita rasakan dan menuangkannya ke dalam suatu karya. Efeknya pun menenangkan dan melegakan. 

Selain aspek kejiwaan, menggambar secara manual membuat goresan saya lebih natural, lebih luwes dan lebih mudah dikendalikan. Hasilnya gak terlalu grafis, dan terlebih lagi, menjadi keuntungan buat saya karena saya penikmat gambar yang terkesan berantakan. (Alasaaan banget Va ! Hahaha..) . 

Tapi... Bagaimanapun juga.. Saya gak bisa mengabaikan trend gambar digital begitu saja. Setelah berbulan-bulan mencari cara supaya gak ketinggalan jaman, akhirnya saya menemukan solusi. 


MEMBUAT MANUAL DAN MENGEDITNTA SECARA DIGITAL


Yes.. ! Cara ini yang mungkin paling cocok buat saya. Ada unsur manualnya, dan ada unsur digitalnya. Menggambar obyek terlebih dahulu secara manual seperti gambar dibawah ini. 


Sketch manual diatas buku



Dan kemudian mengeditnya menjadi bentuk digital seperti contoh gambar berikut ini : 

Setelah di edit dan mengganti format


Meskipun prosesnya 2 kali kerja, tapi saya cukup puas. Hahaha.. Apalagi kalo hasil gambar bisa saya pampang nyata di Blog ini. Iya kan... ?. Backgroundnya bisa lebih menyatu dengan template blog tercinta ini. Hihi.. 

Gambar ke 2 hasilnya lebih natural kan ? , lebih gak terlihat kaku. Hehehe... Itulah kenapa saya memilih gambar manual sebagai proses utama tapi tetap memberikan kesan digitalnya. 

Buat teman-temen yang punya pengalaman cerita yang berbeda tentang proses kalian membuat gambar, sharing dikolom komentar yuk.. ! Siapa tahu bisa menginspirasi teman yang lainnya saat membaca Blog ini. 


HAPPY PAINTING !


Post a Comment

0 Comments