MANFAAT DAN FILOSOFI KELAPA

MANFAAT DAN FILOSOFI KELAPA


Blog Seni Indonesia - ewafebriart.com | MANFAAT DAN FILOSOFI KELAPA.

Apa yang terpikir kan oleh kalian jika mendengar kata “kelapa” ? Pasti banyak hal ya ? termasuk jenis-jenis makanan atau pun hasil yang kita dapatkan dari buah-buahan yang memiliki bentuk seperti kepala ini. 

Nah di segmen Campaign kali ini, saya ingin membahas tentang manfaat hingga filosofi kelapa yang bisa digali dan dipelajari. Kira-kira apa saja sih yang bisa kita pelajari dari tumbuhan ini ?

MANFAAT DAN FILOSOFI KELAPA


Ngomong-ngomong, saya tergerak untuk membuat tulisan ini gara-gara dapat buku gratisan tentang GERAKAN NASIONAL SANTAN EKSLUSIF karya dr. Zainal Gani terbitan dari MNC Publishing. Alhamdulillah, di saat saya membutuhkan materi untuk menulis tentang Nature Life, Allah memberikan petunjuk melalui buku ini. Walhasil, bukan hanya buku Pak Zainal saja yang akhirnya saya baca, namun juga saya membuat research tentang buah kelapanya secara keseluruhan. Dan menurut saya, ternyata sangat menarik untuk di kulik.

Sebelum membahas tentang manfaat kelapa dan filosofinya, saya ingin mengulas informasi secara umum tentang buah yang satu ini. Ada beberapa fakta yang menarik dan juga informasi unik yang saya temukan selama proses penelitian. Mungkin saja kalian juga baru mengetahuinya, atau bisa juga memang sudah dari dulu, hahaha. Tapi ya nggak apa-apa, bagaimana pun juga kita memang membutuhkan informasi pengantar sebelum ke topik utamanya, yekan ?

SEJARAH KELAPA


Kelapa atau kalo di Indonesia kita juga mengenalnya sebagai Nyiur atau Kerambil merupakan buah yang sering kita temui di sekitar pesisir pantai. Ia merupakan jenis tumbuhan yang termasuk dalam suku aren-arenan yang disebut dengan ARECACEAE. Nama latinnya adalah Cocos Nucifera.

Tanaman ini dikategorikan sebagai tanaman purba. Karena ia telah tumbuh ribuan tahun sebelum Masehi. Setidaknya diperkirakan telah hidup di daerah Filipina dan Srilanka sekitar 3000 tahun yang lalu. Salah satu bukti bahwa tanaman ini memang sudah ada sejak dahulu adalah terdapat pada Prasasti Talang Tua pada 684 Masehi. Untuk pembuktian adanya tanaman ini sebelum Masehi, saya belum menemukan sumber tepatnya.

Di awal kemunculannya, kelapa disinyalir hidup dan berkembang di daerah Amerika Selatan, tepatnya di sekitar lembah Andes Kolombia. Sumber lain mengatakan bahwa tanaman ini pertama kali ditemukan di daerah Asia Selatan. 

Ada juga yang mengatakan bahwa tanaman ini tumbuh di pesisir Samudra Hindia, hingga akhirnya menyebar ke seluruh pesisir pantai tropika. Tak hanya itu, bisa juga pohon kelapa ini nyasar di halaman rumah kita, yekan ? Hihihi..

Kawasan utama penghasil kelapa adalah daerah Asia Pasifik. Diperkirakan ada sekitar 94,64 % produksi kelapa dari Asia. Indonesia merupakan negara penghasil kelapa terbesar, yang kemudian diikuti oleh Filipina dan India. Jadi jangan heran kalo kita sering menemukan penjual es degan di sepanjang jalan. Hehehe..

KARAKTERISTIK


Jika membicarakan tentang kelapa, mungkin sebagian dari kita menyadari bahwa bagian-bagian dari tanaman ini, semuanya bisa dimanfaatkan oleh manusia. Dari mulai bunganya, daunnya, buahnya, bahkan batangnya. Karena alasan inilah kelapa kemudian diberikan julukan “Tree of Life” atau Pohon Kehidupan.

Ada beberapa karakteristik yang bisa kita temukan pada kelapa, di antaranya :

  • Ia mampu tumbuh di area ketinggian hingga 1000 meter dari permukaan laut. Namun ketinggian ini juga akan mempengaruhi proses pertumbuhannya.
  • Tinggi pohon menjulang ke atas hingga 30 meter (sangat wow sekali).
  • Pohonnya memiliki batang tunggal dan ramping, walaupun dalam kondisi tertentu ada juga pohon kelapa yang memiliki cabang.
  • Saat pohon masih berusia muda, pada bagian batangnya bisa kita jumpai ruas-ruas dengan sangat jelas. Namun seiring berjalannya usia, ruas-ruas itu pun semakin memudar/menghilang.
  • Umur pohon kelapa bisa seusia manusia loh, 100 tahun. Bahkan mungkin lebih tua pohon kelapanya daripada kita. Hehehe.. Namun usia produktifnya diperkirakan sekitar 30 tahunan.
  • Ia mampu tumbuh secara optimal pada daerah yang memiliki curah hujan sekitar 1300 – 2300 mm (milimeter)/tahun.
  • Kelapa bisa tumbuh secara optimal pada suhu 20 hingga 27 derajat celcius. Namun ia akan mengalami perubahan fisiologi dan morfologi pada suhu kurang dari 15 derajat celcious.
  • Memiliki akar serabut, tebal dan berkayu sehingga menjadikannya sangat kokoh. Kondisi ini membuatnya mampu bertahan terhadap terpaan angin meskipun kencang. Akar kelapa bersifat adaptif pada lahan berpasir.
  • Daunnya merupakan jenis daun tunggal yang memiliki tulang dengan bentuk menyirip sehingga terlihat seperti daun majemuk.
  • Bunganya tersusun majemuk pada rangkaian yang dilindungi oleh Bractea. Kelapa memiliki dua jenis bunga yaitu jantan dan betina. Bunga betina bisa kita temukan pada area di pangkal karangan. Sementara bunga jantan jauh dari pangkalnya.
  • Buah kelapa memiliki susunan yang hampir semuanya bisa dimanfaatkan. Diameter buah bisa mencapai 10 – 20 centimeter. Adapun susunan buahnya adalah sebagai berikut :
    • Bagian terluar kelapa disebut dengan Mesokarp. Memiliki serat yang berlignin yang kita kenal dengan nama Sabut Kelapa. Fungsi Mesokarp adalah untuk melindungi bagian Endoskarp.
    • Bagian selanjutnya disebut dengan Endoskarp yang sering kita kenal dengan nama Batok dan sifatnya kedap air. Fungsinya melindungi bagian biji yang hanya dilindungi oleh membran (daging buah) yang melekat dinding endoskrap.
    • Setelah lapisan Endoskarp, kemudian ada cairan (air kelapa) yang mengandung banyak enzim yang disebut dengan endosperium. Apabila cairan ini menjadi padat, ia akan menempel pada dinding endoskarp. Pada kurun waktu tertentu, ia akan berkembang menjadi Kentos.
  • Dalam satu pohon kelapa, rata-rata bisa menghasilkan sekitar 80 hingga 120 buah per tahun.
  • Kelapa memiliki daya serap yang tinggi terhadap efek gas rumah kaca dan juga emisi karbon. Ia memiliki kemampuan untuk membersihkan pencemaran udara. Poin inilah yang menjadi benang merah dari tulisan saya dalam segmen Nature Life.

Itulah beberapa karakteristik yang bisa kita pelajari dari kelapa. Setelah mengetahui bagian dan karakteristik dari kelapa, tentu saja kita jadi pingin tahu manfaat apa saja yang bisa kita dapatkan dari tumbuhan yang satu ini.

MANFAAT KELAPA


Seperti yang sudah saya bahas di atas, bahwasannya semua bagian tanaman kelapa ini bisa kita manfaatkan untuk kebutuhan hidup. Kira-kira seperti apa saja yang bisa kita kulik dari setiap bagiannya :

AKAR


Kita awali dengan mengulik bagian paling bawah dari kelapa yaitu akarnya. Akar kelapa yang memiliki serabut sekaligus berkayu, menjadikannya kokoh dan kuat. Maka tak heran, meskipun batang pohonnya lebih ramping dibandingan pohon lain nya (beringin dan pohon dengan batang bercabang nan tebal), ia tetap kuat diterjang terpaan angin.

Pada takaran tertentu, akar kelapa bisa dijadikan obat. Misalnya untuk menurunkan demam, melancarkan peredaran darah, mengatasi rasa gatal pada kulit, atau bahkan menyembuhkan diare. Ada juga yang buat cemilan di hari lebaran loh ya ? (eh itu sih beda ya ? Hahaha..). Umumnya akar kelapa yang difungsikan sebagai obat diproses menjadi ramuan.

Caranya pun tergolong mudah. Ada beberapa penyakit yang hanya perlu rebusan akarnya saja, tetapi ada juga penyakit yang disembuhkan dengan menumbuk akar yang sudah kering, kemudian direbus dan diminum hasil olahannya. Nah untuk takarannya seperti apa, harus berkonsultasi kepada orang yang lebih paham ya ? Dan yang jelas itu bukan saya. Hahaha..

Gak cuma bermanfaat ketika sudah di luar permukaan tanah saja. Akar kelapa juga sangat bermanfaat ketika masih tertanam di tanah. Hal ini berhubungan fungsinya dan peranannya dalam menjaga ekosistem. Dan bahkan menjaga peradaban manusia loh. Seperti misalnya mencegah banjir dan abrasi.

Tak hanya itu, akar kelapa juga membantu kebutuhan ekonomi masyarakat dengan cara lainnya. Yaitu diolah menjadi hasil kerajinan. Ya bahkan, meskipun kita tak memiliki jiwa seni yang tinggi dan kreativitas yang mumpuni, akar kelapa tetap bisa dimanfaatkan untuk kayu bakar. Hehehe..

BATANG


manfaat batang kelapa



Bayangkan, akarnya saja bisa bermanfaat apalagi batangnya. Yekan ? Batang pohon kelapa bisa dijadikan perabot untuk memenuhi kebutuhan manusia. Mereka yang mampu mengolahnya dengan baik, akan bisa mendapatkan hasil yang menganggumkan. Seperti misalnya bisa dijadikan perabot rumah tangga (centong, asbak, mangkok ataupun cobek kayu), mainan anak atau pun suvenir.

Beberapa sumber mengatakan bahwa batang pohon kelapa memang jarang yang dijadikan bahan meterial bangunan meskipun saat batangnya yang telah berumur tua dan kering bisa lebih tahan dari serangan rayap. Namun bisa saja kita jumpai beberapa rumah yang memanfaatkan batang pohon kelapa untuk pembuatan kayu reng pada bagian atap rumah.

BUNGA


Dalam bunga kelapa, menghasilkan sebuah cairan yang disebut dengan Nira. Nira ini bisa dijadikan minuman ringan dan dikemas dengan menarik sehingga bisa dipasarkan, kalo wong jowo menyebutnya “legen”, mungkin terinpirasi dari kata legi yang artinya manis (seperti akuh ! hihihi). Tak hanya itu, melalui proses tertentu, Nira juga bisa digunakan untuk membuat gula merah. Hayo yang suka makan rujak buah, masih memanfaatkan hasilnya ini. Hehehe..

Bentuk bunga kelapa yang khas, bisa dijadikan bahan material untuk dekorasi ruangan. Ya kadang memang tidak ditampilkan sendirian, tetapi dirangkai dengan bunga lainnya sehingga bisa menghasilkan dekorasi yang cantik. 

Bahkan di Yogyakarta, bunga kelapa ini juga bisa diolah menjadi makanan loh, yaitu Gudeg. Secara personal saya memang belum pernah mencobanya. Namun ternyata Gudeg tak hanya dari buah nangka muda saja, tetapi juga dari bunga kelapa.

Pada masyarakat Betawi, bunga kelapa dijadikan inspirasi untuk membuat dekorasi yang dipasang pada kepala ondel-ondel. Kreasi ini disebut dengan Bunga Kelapa Betawi. Jadi kalo kalian di Jakarta, akan sering menemui bunga imitasi kelapa yang terpasang pada kepala ondel-ondel.


DAUN


Ngomongin daun kelapa ini juga unik, karena daun muda hingga daun keringnya bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan hidup manusia. Daun kelapa biasa kita kenal dengan sebutan janur. Daun yang masih muda biasanya bisa kita jumpai pada saat lebaran Idul Fitri. Hihi.. daun muda kelapa dimanfaatkan untuk membuat beberapa jenis makanan seperti lemang dan ketupat.

Pada masyarakat Bali, daun kelapa yang masih muda dimanfaatkan untuk proses keagamaan. Seperti misalnya membuat banten (tempat sesajen), dekorasi pada bokor-bokor emas untuk proses upacara keagamaan. Bahkan bisa juga dimanfaatkan sebagai dekorasi dan penanda pernikahan pada . Misalnya untuk membuat kembang mayang.

Sementara daun yang berwarna hijau bisa dimanfaatkan untuk kerajinan seperti membuat keranjang. Bahkan kita sering menjumpai perabot yang memanfaatkan daun kelapa pada masyarakat yang masih memegang adat secara dominan. Dan ini tidak hanya berlaku di Bali saja, tapi juga hampir seluruh Indonesia.

Anyaman daun kelapa juga bisa dimanfaatkan untuk atap rumah bagi masyarakat yang memegang teguh prinsip-prinsip tradisional. Mereka menggunakannya sebagai dinding rumah ataupun alas untuk duduk. Gak cuma daun mudanya saja yang bermanfaat, bahkan daun yang sudah mengering pun masih bisa dimanfaatkan loh. Yaitu sebagai material pembuatan sapu lidi. Luar biasa sekali daun kelapa ini, sepanjang hidupnya sangat bermanfaat bagi manusia.

BUAH


manfaat buah kelapa


Dan akhirnya kita bisa mengulas manfaat buahnya. By the way, gara-gara hasil buahnya inilah saya terinspirasi untuk membuat artikel ini. Hihihi. Dan serunya, setiap bagian yang ada dalam buah kelapa bisa dimanfaatkan oleh manusia.

Kita mulai dengan bagian terluar dari buahnya, yakni kulit kelapa. Pada kulit kelapa terdapat serabut di bagian dalamnya yang disebut dengan sabut. Di pedesaan serabut ini bisa dijadikan sebagai alat pembersih cuci piring. Atau ketika kulit luarnya kering dan berwarna coklat kehitaman, mereka memanfaatkannya sebagai kayu bakar.

Mari kita masuk ke bagian Endoskarp kelapa. Di bagian ini banyak banget manfaatnya. Batok kelapa yang kedap terhadap air, banyak digunakan sebagai bahan material pengrajin. Misalnya saja untuk membuat cawan, mangkok, gelas atau bahkan mainan anak kecil. Batok juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan utama pembuatan arang.

Selanjutnya kita masuk ke bagian membran atau daging kelapa yang paling fenomenal manfaatnya. Dari membran inilah banyak tercipta berbagai jenis makanan yang bisa kita nikmati setiap hari. Untuk jenis kelapa tertentu, membran atau daging kelapa ini lebih enak dinikmati saat masih terbilang muda. Misalnya saja kelapa ijo. 

Namun ada juga yang dibiarkan menua agar menghasilkan cairan putih yang bisa dimanfaatkan, yaitu santan. Santan kelapa inilah yang bisa dimanfaatkan untuk mengolah berbagai jenis makanan. Dari mulai desert hingga makanan utamanya. Dan dalam santan, terdapat kandungan nutrisi yang sangat bermanfaat dalam tubuh.

Manfaat santan yang luar biasa ini pula yang akhirnya mempelopori GERAKAN NASIONAL SANTAN EKSKLUSIF. Yaitu sebuah movement yang mengampanyekan bahwa santan itu sangat bermanfaat untuk tubuh kita dan mari kita optimalkan pemanfaatannya.

Zaman sekarang ini, banyak orang yang menghindari mengkonsumsi santan karena dampak negatif yang ditimbulkannya. Mindset inilah yang dicoba untuk diluruskan oleh dr. Zainal Gani dengan menyebarkan edukasinya melalui buku dengan judul yang sama, Gerakan Nasional Santan Eksklusif.

Menurut dr. Gani, sebagian orang yang takut mengkonsumsi santan, karena mereka fokus pada dampak lemak jenuhnya. Padahal dalam santan, ada banyak faktor yang bisa dimanfaatkan dan berguna bagi tubuh selain lemak jenuh tersebut. Salah satunya adalah adanya asam lemak laurat yang juga terdapat dalam Air Susu Ibu yang berfungsi untuk melawan virus. Ibaratnya nih, kalo bayi disusui oleh Ibunya, kalo kita yang sudah tua-tua ini disusui oleh “Mother Earth” alias ibu pertiwi melalui buah kelapa dalam santannya. Hehehe..

Lemak jenuh unik dalam santan kelapa yang mana di dunia kesehatan dikenal dengan Medium Chain Saturated Fatty Acid, memiliki manfaat yang sangat mengagumkan bagi tubuh. 

Pasti penasaran kan sama maksud dari Medium Chain Saturated Fatty Acid atau disingkat dengan MCFA ini ? saya pun ! Sebagai orang yang tidak bekerja di dunia kesehatan tentu kita sangat asing dengan istilah ini, hehee.. Tapi supaya kita sedikit memahami, saya coba ulas di bawah ini secara umum saja ya ? Hahaha..

Medium Chain Saturated Fatty Acid atau MCFA adalah Medium Chain Trigleceride yang tiga posisi gliserolnya berikatan ester dengan asam lemak (fatty acid) rantai menengah (C6:C12:0). Pada MCFA memiliki ukuran molekul yang lebih kecil, titik cair yang lebih rendah, dan kandungan energi yang lebib rendah (8,4 dibanding 9,2 Kkal/g) dibandingkan dengan Long Chain Triglyceride

Hal ini menyebabkan metabolismenya menjadi berbeda, antara lain membuat santan menjadi lebih mudah dicerna dan diserap oleh tubuh. Sehingga mampu menyediakan sumber energi yang cepat dan tidak tersimpan sebagai lemak tubuh. Nah poin ini yang penting. Hihihi.. MCFA tidak membuat kadar lemaknya mengendap dan tersimpan pada tubuh.

Medium Chain Triglecerid atau MCT merupakan sumber energi yang mudah tersedia dalam terapi stress, zat penguat sensivitas insulin, pengurang kerusakan usus dan kerusakan hati, serta zat antimikroba. Sejak tahun 1950an MCT dimanfaatkan untuk pengobatan pada pasien dengan ganguan penyerapan Lipid. Pada tahun 1994, penggunaan MCT pada produk pangan dikategorikan dalam GRASS (Generally Recognize As Safe) Oleh Food and Drug Administration Amerika Serikat (US-FDA) (Traut et al., 2001). MCT juga digunakan untuk campuran formula cairan pada pasien dengan pembatasan konsumsi cairan sepertiu pada penderita AIDS, Fibrosis Kista, Paska Operasi Kanker, terbakar, penyakit pernafasan, hati dan usus. Namun penggunaan yang berlebihan bisa menyebabkan mual (Liu et al., 2011).

Nah, selebihnya tentang MCT biarkan menjadi bahasan dunia kesehatan ya ? Berhubung saya tidak memiliki disiplin ilmunya, takut salah persepsi dan malah menyesatkan nantinya. Hahaha.. Setidaknya dari ulasan di atas kita bisa mengambil kesimpulan bahwa lemak yang terdapat pada santan itu bisa mudah terserap dan dicerna sehingga bisa menjadi sumber energi yang cepat.

FILOSOFI KELAPA


filosofi kelapa


Dan mungkin yang menjadi highlight saya adalah sumber makanan apapun yang bermanfaat untuk tubuh, apabila dikonsumsi secara berlebihan pasti akan berdampak buruk. Tak hanya sumber makanan saja, segala sesuatu yang dilakukan secara berlebihan dan melebihi kapasitasnya pasti akan berdampak buruk bagi kelangsungan hidup manusia.

Sebagai contohnya adalah kebaikan. Kebaikan yang kita berikan pada seseorang yang terlalu berlebihan justru tidak akan mendidik orang lain untuk tumbuh. Misalnya saja atas nama kebaikan kita jadi sering memberikan uang kepada orang yang dekat dengan kita. Dalam jangka panjang, kebiasaan ini terkadang tidak membuat orang yang kita berikan tersebut menjadi beruusaha mandiri. Maka penting untuk mengetahui kapan memberi dan kapan berhenti.

Salah satu alasan yang membuat saya jatuh cinta pada Islam adalah karena Islam mengajarkan tentang keseimbangan hidup. Bagaimana kita memposisikan diri kita pada semua hal secara seimbang menjadikan hidup itu lebih tenang dan damai. Misalnya saja dalam Islam itu kita dijarkan untuk tidak berlebihan dalam bersedih, dan juga tidak berlebihan dalam merayakan kebahagiaan. Tidak mudah terlena saat dipuji dan tidak mudah putus asa saat dicaci maki. Makan sebelum lapar, berhenti sebelum kenyang.

Tidak berlebihan dalam membanggakan diri, dan tidak rendah diri dalam menghadapi setiap makhlukNya. Hidup bersahaja meskipun memiliki segalanya. Tidak merasa paling benar sendiri namun tetap optimis diberi pengampunan saat melakukan pertobatan karena dosa. Tidak merasa paling pintar sendiri dan tidak juga merasa bodoh banget. Ada momen tertentu bagaimana kita harus mengeluarkan kemampuan kita dengan porsi yang pas, ada juga momen yang lebih baik bersikap diam. Nilai-nilai kehidupan yang seimbang antara dunia dan akhirat akan menyelamatkan kehidupan kita pada keduanya.

Dari kelapa pun kita juga bisa belajar tentang nilai-nilai kehidupan. Ada beberapa poin yang pingin saya utarakan tentang bagaimana saya belajar nilai hidup dari tumbuhan yang satu ini :

GROUNDING


Kita mulai dari akarnya. Dari akar pohon kelapa yang berbentuk serabut dan tertanam dalam membuat pohon kelapa menjadi tumbuhan berbatang tunggal yang kuat meski diterpa angin kencang. Hal ini mengajarkan kita sebagai manusia bahwa pondasi keimanan dan nilai-nilai hidup positif yang kuat akan membuat kita tidak mudah goyah walaupun banyak diterpa segala bentuk problema.

Akar serabut bisa kita ibaratkan sebagai wawasan. Semakin kita memiliki banyak wawasan, semakin kita punya pondasi dalam cara berpikir yang kuat dan berkarakter, semakin kita bisa menjalani hidup dengan nilai nilai yang kita yakini kebenarannya. Kita tidak mudah terhasut oleh orang lain dengan segala informasi dan persangkaannya.

Terkadang kebenaran menurut orang lain belum tentu menjadi kebenaran bagi kita. Misalnya saja tentang isu One Love yang marak belakangan ini, terlebih saat Piala Dunia 2022. Pada prinsipnya saya memahami bahwa Cinta itu adalah dasar kemanusian. Kita diciptakan Oleh Allah SWT karena manifestasi cintaNya. Kita menjaga kedamaian juga membutuhkan peranan cinta di dalamnya. Hanya saja saya kurang setuju dengan konsep cinta yang selalu direlasikan dengan ranah seksual (physical touch only).

Dalam suatu hubungan antara manusia, kita sering kali menyimpulkan bahwa bukti cinta adalah dengan memberikan pelayanan seksual (intimasi). Padahal bukti cinta manusia itu tidak selalu berdasarkan praktik seksual. Parameter cinta seseorang bisa kita nilai juga dari pengorbanan dan ketulusan (ikhlas).

Mindset ini yang kemudian membuat manusia menghalalkan segala cara dengan konsep One Lovenya untuk bisa menjalin hubungan hingga ranah-ranah intimasi. Pada akhirnya konsep mereka tentang “LOVE IS LOVE” membawa pada manifestasi hubungan yang secara norma dan biologis tidak lazim untuk dilakukan.

“Cinta yang sesungguhnya, terbebas dari ikatan dan penjara hawa nafsu dunia. Jika mencintai harus dibayar dengan sesuatu yang bersifat duniawi, artinya cinta itu masih dalam bentuk transaksi. Belum menjadi cinta sejati.”

Atas dasar cinta pula, pada akhirnya membuat orang keblinger dan mencoreng kemuliaan cinta itu sendiri. Mereka kemudian meracuni kesejatian cinta dalam penerapan nafsunya. Sehingga banyak dari kita yang kemudian tidak lagi bisa membedakan mana cinta dan mana nafsu. Karena semua sudah tercampur aduk. 

Apakah manusia yang memiliki hubungan dalam sebuah ikatan selalu didasari oleh rasa cinta ? Bisa iya, hanya saja prosentase cintanya justru yang berbeda-beda. Ada orang-orang yang prosentase cintanya kepada pasangan lebih sedikit dibandingkan kebutuhan dan nafsunya, ada orang yang memiliki prosentase yang seimbang, ada juga orang-orang yang memiliki prosentase cinta yang lebih banyak dibandingkan kebutuhan dan nafsunya.

Perbedaan perspektif inilah yang memang harus kita miliki sebagai hasil dari oleh pemikiran sendiri, sehingga ketika orang lain memiliki pandangan bahwa One Love selalu harus diterapkan dalam hubungan intimasi (ranah seksual), kita bisa memiliki point of view yang lainnya. Dan tidak asal-asalan ikut kampanye saja atau bersikap taglid.

Ketulusan atau keikhlasan adalah parameter yang bisa kita gunakan dalam menilai rasa cinta seseorang. Pun bukankah dalam agama kita selalu dianjurkan untuk melakukan perbuatan yang berdasarkan ketulusan dan keikhlasan ? Itu artinya Tuhan mengajarkan kita tentang materi cinta yang sesungguhnya. Saat kita beribadah dengan ikhlas Lillahi Ta’ala itu artinya kita sedang menerapkan cinta kita pada Allah SWT (Mahabbah). Pada akhirnya cinta sejati itu hanya bisa kita raih apabila kita menerapkan keikhlasan. Oleh sebab itu puncak tertinggi kehidupan adalah apabila kita bisa mencapai cinta Illahiah. Jadi jangan sok-sokan ngaku cinta kalo belum bisa ikhlas. Hihihihi..

Wawasan yang luas juga akan membantu memperkokoh iman kita. Jika iman kita semakin kuat artinya kita tidak mudah hancur jika diterpa problematika. Dan tentu saja iman juga bisa dijadikan sebagai alarm untuk menghindari perbuatan-perbuatan dosa. Mengapa beberapa perbuatan dikatakan dosa ? Karena konsekuensi dari perbuatan tersebut, cepat atau lambat akan menjadi sumber penderitaan. Oleh sebab itu, Allah SWT melindungi kita agar kita tidak terjebak dalam penderitaan tersebut. Sayangnya kita seringkali melanggarnya. Dan ketika kita terjebak dalam kegelapan, barulah kita mencari Tuhan.

Mereka yang mengklaim diri menjadi orang cerdas seharusnya tidak akan melakukan kejahatan. karena dalam tindakan kejahatan ada konsekuensi buruknya. Jika manusia yang diberikan wawasan oleh Tuhan, mengetahui akan konsekuensi buruk dari perbuatannya, namun ia dengan sengaja masih tetap melakukannya, apakah hal tersebut bisa dikatakan orang cerdas ? Hehehe.. Jawab sendiri ya ? Jadi untuk menilai orang cerdas atau tidak, kita bisa lihat dari perbuatannya.

GROWING UP


Sebagai makhluk hidup, salah satu privilege yang kita miliki adalah tumbuh dan berkembang. Karena dua hal ini tidak akan kita temui pada benda mati. Dari pohon kelapa kita bisa belajar bahwa hidup dan berkembangnya kita itu sudah seharusnya menuju lurus ke atas, bukan ke samping apalagi bercabang-cabang. Ya meskipun pada kondisi tertentu kita juga bisa bercabang. Hahaha..

Itu artinya kita harus meniatkan diri untuk melaju kepada pusat semesta, yaitu Allah SWT. Segala sesuatu yang kita lakukan, sudah seharusnya kita niatkan menuju ke sana. Dengan begitu hidup pun juga lebih bermakna. Mungkin selama ini kita tidak pernah menyadari apa makna dari hidup kita sesungguhnya, hal itulah yang terkadang membuat hidup terasa hampa. Karena kita tak memiliki tujuan yang jelas dan bermakna.

Semakin berumur tua, kita juga seharusnya sudah semakin terdorong untuk tumbuh secara spriritual. Jadi jangan hanya lahiriah saja yang diperhatikan, sementara rohani kita terabaikan. Manusia itu sejatinya adalah makhluk spiritual, jadi sudah sewajarnya kita juga meluangkan waktu untuk mengembangkan diri secara spiritual.

Umur 40 tahun adalah gerbang utama manusia menuju dimensi spiritual. Mereka yang aware (sadar) akan hal ini, biasanya akan sungguh-sungguh untuk mempelajari dan mengamalkannya. Coba perhatikan mengapa para Nabi dan Rosul diberikan wahyu oleh Tuhan di usia 40 tahun ? Karena pada usia ini manusia sudah bisa dianggap cukup dewasa untuk bertanggung jawab terhadap segala perbuatannya secara spiritual.

Bagi yang belum umur 40 tahun atau justru baru saja menginjakkan kaki di usia ini harus aware untuk menyambut dan mengoptimalkannya, karena akan berpengaruh pada masa tua nanti. Mereka yang memutuskan untuk fokus pada perkembangan kecerdasan spiritualnya, akan bisa menikmati masa tua yang tenang dan bijaksana. Jiwanya pun akan menjadi tumakninah. Dan percayalah surga itu bisa kita nikmati di dunia ini jika kita mampu mengaktifan kecerdasan spiritual secara maksimal. Jika kita sudah memahami konsep surga di dunia, nantinya kita juga bisa memahami surganya Allah SWT di akhirat yang diberitakan dalam Alquran.

Berapa banyak orang tua yang tak menyadari tujuan hidupnya ? Apalagi memaknai setiap perbuatannya. Dan hal inilah yang membedakan kedewasaan dan kebijaksanaan seseorang. Ada mereka yang masih berusia muda namun paham akan makna hidup yang dijalaninya. Ada juga mereka yang sudah tua, namun belum tentu tahu mengapa mereka diciptakan untuk hidup di dunia. Hal ini terjadi karena kita selalu mengabaikan hal terpenting yang dibutuhkan jiwa, yaitu hati dan rohani.

ABSORBING AND PRODUCING


" Salah satu keistimewaan dari pohon kelapa bagi semesta dan manusia adalah kemampuannya dalam menyerap efek gas rumah kaca dan emisi karbon, dan mengolahnya menjadi oksigen melalui proses fotosintesis. "

O2 dalam udara pada akhirnya sangat bermanfaat bagi manusia dan alam semesta. Sehingga bisa membersihkan pencemaran udara. Dari karakteristik ini kita bisa belajar tentang absorbing and producing (menyerap dan mengolah).(berhubung dari awal istilahnya pake bahasa Inggris, dilanjut aja ya ? Hahaha..).

Sebagai manusia yang dikaruniai akal oleh Allah SWT kita harus memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin. Kita bisa mengibaratkan diri kita sebagai pohon kelapa yang mampu menyerap energi negatif dari proses pembakaran berupa emisi karbon. Hanya saja karena kita manusia energi negatif ini bentuknya berbeda. Bisa berupa kata-kata maupun tindakan. Contoh energi negatif adalah bahasa negatif yang dilontarkan kepada kita.

Jika organ tubuh kita mendapatkan racun dari materi yang kita masukkan ke dalam tubuh, maka racun dalam jiwa kita itu berasal dari kata-kata dan tindakan negatif yang kita terima. Misalnya saja hinaan, makian, gosip, fitnah, ghibah dan propaganda negatif lainnya. Belum lagi tindakan yang berbentuk fisik yang mungkin saja kita terima. Tanpa kita sadari kita sudah menyerap energi tersebut meski secara paksa, karena bukan permintaan kita. Apabila energi ini tidak kita olah terlebih dahulu dengan baik maka yang kita refleksikan pada semesta pun akan berdampak negatif juga.

Di sinilah pentingnya kita memiliki wawasan yang luas (filosofi akar serabut). Supaya energi negatif yang kita serap (absorbing), bisa kita olah menjadi energi positif bagi semesta. Jika kelapa menggunakan proses fotosintesis untuk mengolahnya, maka manusia menggunakan olah pikir untuk memprosesnya. Artinya seberapa pun hal negatif yang kita terima dari orang lain, pastikan untuk mengolahnya dalam pikiran terlebih dahulu sebelum diungkapkan. Paling tidak dengan cara begitu kita terus mengaktifkan otak kita untuk bekerja.

Coba bayangkan jika tiap hari kita menerima informasi negatif tentang seseorang, kemudian kita juga berperan serta untuk menyebarkan informasi tersebut pada orang lainnya tanpa kita olah terlebih dahulu, peradaban dunia ini akan hancur karena mental health. Itulah mengapa dalam Alquran Allah mengajarkan manusia untuk selalu berpikir. Setidaknya sering kita temui dalam firmannya seperti kutipan ini, : “ .... bagi manusia yang mau berpikir.”

Salah satu contoh producing (mengolah) adalah tulisan ini. Meskipun referensi yang saya dapatkan dari beberapa media bervariasi, namun setelah melalui proses berpikir pada akhirnya kita bisa mengulas dengan cara yang lebih luas. Dengan poin yang mungkin bisa saja sama dengan orang lain atau justru berbeda sama sekali. Paling tidak hasil olah pikiran ini akan memperkaya perspektif yang sudah ada.

OPENMINDED AND ADAPTABLE


Manusia yang berwawasan adalah manusia yang membuka dirinya terhadap informasi dan mengadaptasi nilai-nilai positif dalam kehidupannya. Dengan begitu ia akan bisa berkembang dan keluar dari zona nyaman. Hal ini selaras dengan karakter kelapa yang bisa beradaptasi di mana pun ia berada.

Akan tetapi perlu diingat, bahwa tidak semua informasi harus kita terapkan dalam hidup. Itulah mengapa dibutuhkan proses absorbing and producing di atas. Sehingga kita bisa menerapkan nilai-nilai yang sesuai dengan hidup kita. Seperti firman Tuhan yang mengatakan bahwa manusia itu diciptakan berbeda-beda untuk saling mengenal. Artinya kita jangan memaksakan nilai hidup yang kita anggap benar kepada mereka. Karena bisa jadi latar belakang dan pengalaman yang mereka dapatkan berbeda dengan hidup kita. Kita bisa mengutarakan perspektif kita terhadap suatu perkara, namun jangan memaksa orang lain untuk mengikutinya.

Terkadang apa yang kita anggap benar, menjadi salah bagi orang lain karena suatu kondisi yang tidak kita pahami. Jangan langsung menghakimi, karena kita tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Oleh sebab itu, Tuhan mengingatkan kita untuk saling mengenali perbedaan, bukan hanya tentang ideologi dan keagamaan saja, namun juga tentang perspektif dalam memandang kehidupan secara luas ataupun tindakan-tindakan dalam ruang lingkup yang kecil.

INNER POWER


"Pada buah kelapa, tunas tumbuh dari dalam buah gandos/kenthos-nya. "

Ini mengingatkan pada kita bahwa proses pertumbuhan dan perkembangan diri itu faktornya justru dari dalam diri, bukan dari faktor luar. Semakin orang sadar akan kekuatan dalam dirinya (inner power), semakin ia mampu berkembang dan bijaksana. Karena mereka yang sering menyelami diri akan memahami tentang kekurangan dan kelebihan dalam dirinya. Dan dari pengetahuan itu, ia akan berusaha memperbaiki kelemahannya dan meningkatkan kemampuannya.

Itulah mengapa Para Nabi dan Rosul, para filsuf dan orang-orang dengan nama besarnya lebih suka bertafakur atau kontemplasi dibandingkan mati-matian mengejar pengakuan dari faktor eksternal. Karena mereka yang mengenali dirinya dan juga mereka memiliki motivasi dan apreasiasi untuk dirinya sendiri. Mereka tidak suka berkompetisi dengan orang lain. Baginya kompetisi terbaik adalah dengan mengalahkan dirinya sendiri.

Di dunia ini, Allah SWT telah menetapkan hukum-hukumNya yang sering kita kenal dengan sunatullah. Jadi ada hal-hal yang memang tidak perlu dicari karena dia akan datang pada waktunya, asalkan kita fokus dalam mengembangkan diri kita sendiri. Yang perlu disadari adalah segala sesuatu memang butuh usaha untuk mendapatkannya, tapi jika kita terlalu menggantungkan diri kita pada faktor eksternal maka kegagalan akan membuat kita menjadi putus asa, sementara pencapaian akan membuat kita terpenjara.

Misalnya saja, jika kita ingin mencapai sesuatu dan kita mengandalkan relasi orang lain untuk bisa menggapainya maka ketika kesuksesan itu kita raih yang ada kita akan terpenjara dengan hutang budi. Akan berbeda jika kita melakukannya dengan tawakal, saya yakin Allah akan membantu kita dengan cara yang tidak kita duga. Pun pada akhirnya apa yang kita berikan pada orang lain juda berdasarkan Lillahi Ta’ala.

Seperti halnya rangkai makanan atau pun ekosistem alam, sesungguhnya relasi manusia itu memang saling berkesinambungan. Hasilnya, jika yang kau salurkan adalah kebaikan, yang kembali kepadamu pun bentuknya juga sama. Namun jika yang kau sebarkan keburukan, maka yang kembali kepadamu pun juga sama. Allah juga selalu mengingatkan dalam Al Quran bahwa segala perbuatan kita pada orang lain, sejatinya akan kembali kepada kita juga. Seperti Bumerang.

Itulah beberapa nilai kehidupan yang bisa kita pelajari dari pohon kelapa. Ilmu itu sejatinya tak hanya bisa kita dapatkan dari buku atau pendidikan formal semata. Kita juga bisa mendapatkannya dari semesta yang telah diciptakan Allah SWT untuk manusia. Asal kita mau meluangkan waktu untuk belajar dan menempa diri dengan wawasan, maka kita pun juga bisa menghasilkan pengetahuan yang bisa disebarkan.

Seperti halnya fungi dengan jaringan bawah tanahnya, manusia pun juga memiliki jaringan yang sama secara spiritual (tidak terdeteksi panca indera). Hal yang kita sebarkan secara positif dan bermanfaat akan kembali padamu dengan cara yang sama. Hal yang kita sebarkan secara negatif feedbacknya pun juga sama. Artinya jika kita punya hobi berghibah, jangan berharap hidupnya terbebas dari ghibahan orang juga, hehehe.. Karena apa yang kita refleksikan, itulah yang pantulan yang akan kita dapatkan, cepat atau lambat. Terima kasih, semoga tulisan ini bermanfaat !


DAFTAR PUSTAKA

  • Wikipedia. Kelapa. Diakses pada 3 Desember 2022 dari https://id.wikipedia.org/wiki/Kelapa .
  • LindungiHutan. (2022). Pohon Kelapa: Klasifikasi, Ciri-ciri dan Manfaat (Up 2022). Diakses pada 3 Desember 2022 dari https://lindungihutan.com/blog/pohon-kelapa/

Post a Comment

0 Comments