Presentai Karya menjadi hal baru buat saya. Sebenarnya ini bukan yang judgemental tapi lebih kepada kegiatan sharing tentang ide dan konsep dalam berkarya. Nah biasanya kan model presentasi ini tuh adanya di sekolah formal, tapi yang ini beda, karean dilakukan di Loca Institute. Seperti apa sih ? ini dia cerita lengkapnya ! 

Presentasi Karya menjadi hal baru buat saya. Maklum biasanya saya cuma membuat karya (yang menurut saya sudah oke) tanpa dikurasi oleh orang lain terlebih dahulu. Namun kali ini berbeda. Owh iya.. kurasi ini bukan semacam kurasi yang dilakukan oleh dosen seni kepada mahasiswanya ya ? tapi lebih kepada sharing ide pikiran tentang karya yang ditampilkan 

Ada beberapa manfaat yang saya rasakan terhadap kegiatan baru ini. Terlebih bagi yang belajar otodidak seperti saya ini, di antaranya : 

Setiap kepala memiliki ide yang berbeda-beda. Dan ini salah satu manfaat yang saya rasakan selama mengikuti presentasi ini. Hal yang mereka sampaikan dalam merespon karya saya justru menjadi Bank ide buat saya ke depannya. Banyak sudut pandang yang sebelumnya tak pernah mejadi pertimbangan buat saya. Sehingga ini menjadi oase dalam kekeringan ide ke depannya. Hahhaa.. (bahasanya... !)

Tak hanya tentang menerima saja, dalam presentasi ini kita juga diber kesempatan memberikan pandangan baru terhadap karya yang ditampilkan. Hal ini bisa melatih kemampuan orang-orang yang belajar seperti saya untuk menganalisa ataupun merespon karya orang lain. 

Membaca karya ini tak sama seperti membaca buku atau tulisan, karena banyak elemen yang dihadirkan dan merupakan simbol dari apa yang kreator pikirkan. Nah, bagaimana bisa membedah karya tersebut dan memahami makna yang ada dalam lukisan tersebut, tentu ini butuh proses belajar yang lamaaaaaa.. hahaha.. 

Uniknya lagi, kadang apa yang kita tangkap dalam suatu karya berbeda dengan apa yang orang lain rasakan. Ini yang kemudian bisa menambah kosakata dalam hal ide dan konsep berkarya. Mungkin bagi yang pernah mendapatkan ilmu secara formal, hal ini sangat membosankan. Tapi bagi yang buta tentang kinsep berkarya, ini menjadi surga. Hahaha,,, 

Apa yang terlihat oleh mata belum tentu menjelaskan makna yang disampaikan oleh jiwa (halah apa sih Evvaa.. hahaha.. ) Tapi itu benar ! kadang makna harfiah itu tak sama ketika seorang perupa menjelaskan tentang ide dan pikirannya dalam berkarya. Terlebih proses yang mereka lakukan hingga kemudian menciptakan karya tersebut. 

Membaca karya ini juga makin lama makin mempertajam rasa, hal yang sulit ditangkap oleh mata (ya walaupun semuanya tetap berawal dari mata, kyaaa.. hahaha.. ) Karena kita diharapkan mampu merasakan apa yang terdapat dalam karya tersebut. Meresapi apa yang ingin disampaikan oleh kreator, ataupun menjiwai setiap hal yang ingin kita ungkap dalam bentuk karya seni. 

Ini penjelasannya kok malah ruwet ? hahah.. Begitulah pokoknya.. Jujur seni itu makin dipelajari emang makin ruwet. Meskipun bagi yang memahami terlihat sangat sederhana. hihihi... Ya mungkin otak saya masih roaming dengan hal-hal seperti ini. Hahaha...

Seperti yang saya jelaskan di atas, feedback terhadap karya kita bisa menjadi hal yang membangun. Apalagi jika kita memperlakukan setiap respon tersebut bukan sebagai celaan tapi ide / kritik yang membangun. Ada banyak hal baru yang bisa kita pelajari, meskipun tanpa harus menggeser apa yang ingin kita tampilkan. 

Terlalu larut pada ide orang juga gak terlalu bagus, karena kadang kita lari dari diri kita sendiri. Tapi ini juga menjadi salah satu proses belajar, terutama jika kita ingin menemukan "jati diri" dalam berkarya. 

Saya gak tahu apakah hal ini bisa berpengaruh pada hidup orang lain, tapi buat saya, presentasi ini membuat saya lebih produktif dalam berkarya. Saya jadi tahu dan penasaran menerapkan apa yang teman-teman lain katakan. 

Rasa penasaran ini yang membuat saya jadi lebih berani mencoba hal yang sebelumnya tak pernah terpikirkan. Berasa punya ide baru gitu. Hehehe.. 

Presentasi membuat saya memiliki banyak perspektif baru tentang sebuah karya. Ini berhubungan dengan sharing yang diberikan teman/peserta lainnya dalam hal merespon sebuah karya. 

Setiap orang tentu memiliki sudut pandang yang berbeda-beda dalam memandang sebuah object. Dari sinilah yang membuat saya jadi lebih banyak memiliki perspektif baru. 

Bagi orang yang belajar seni secara otodidak presentasi bisa membantu dalam membangun sebuah karakter dan cara membuat karya. Bahkan bisa juga bisa memantapkan proses berkarya. 

Mungkin bagi yang belajar secara akademik hal ini mudah untuk dilakukan, tapi bagi yang belajar otodidak tanpa dasar ilmu seni, presentasi bisa menjadi penolong dalam proses berkarya. Jadi setidaknya karya yang akan ditampilkan, sudah lebih dulu melewati proses dikritik dan dibangun. Hehehe.. 

Bagaimana menurut kalian ? apakah presentasi karya penting dalam suatu proses pembentukan karakter ? Share pendapat kalian di kolom komentar yuk !