Seblang Olehsari berkembang sejak tahun 1930-an. Meski begitu, cikal bakal tarian ini sebenarnya sudah muncul sejak lama, bahkan diperkirakan ratusan tahun yang lalu, sehingga sangat sulit untuk dilacak asal-usul sebenarnya. Namun, tari Seblang dianggap memiliki akar yang sama dengan tari Sintren yang berasal dari Cirebon atau Tari Sanghyang Dedari yang berasal dari Pulau Bali. Seperti apa sejarah dan perkembangannya? Yuk kita jelajahi.
SENI TARI BANYUWANGI: SEBLANG OLEHSARI, SEJARAH, CIRI KHAS DAN PERKEMBANGANNYA
Dusun Olehsari, Banyuwangi menyimpan sejarah tentang tarian mistis yang beberapa waktu lalu sempat viral di sosial media, yakni Seblang. Sesuai dengan nama tempatnya berkembang, tari ini diberi nama Seblang Olehsari. Ada alasan mengapa tari Seblang memiliki dua istilah yang berbeda, hal erat hubungannya dengan status penari yang membawakannya.
Seblang Olehsari berasal dari kata "sebele ilang" yang berarti hilangnya kesialan, dan merupakan bagian dari upacara tolak bala untuk mengusir kesialan dan membawa keberkahan bagi masyarakat¹. Ritual ini pertama kali muncul di daerah Bakungan sekitar tahun 1770-an dan di Olehsari, catatan tertua yang ada berasal dari tahun 1930-an sebagai respons terhadap pandemi di desa tersebut. [Kumparan. Mengenal Seblang Olehsari, Tarian Mistis Persembahan Gadis Banyuwangi. 2018]
Secara tradisional, penari Seblang melalui proses persiapan yang ketat sebelum mereka benar-benar bisa menari dalam ritual. Mereka harus menjalani berbagai ritual pembersihan dan meditasi untuk memastikan bahwa mereka siap secara fisik dan spiritual untuk berkomunikasi dengan roh leluhur.
Seblang Olehsari sempat mengalami vakum mulai tahun 1943 sampai 1956 karena gejolak politik di Banyuwangi. Namun, ritual ini dihidupkan kembali pada tahun 1957 karena adanya pagebluk yang menyebabkan berbagai kesulitan hidup, seperti kegagalan panen, matinya hewan ternak, dan serangan wabah penyakit. [Fatimah, Laila Nur., Tari Seblang Banyuwangi: Sejarah, Ciri Khas]
Penari Seblang Olehsari pertama kali adalah seorang anak perempuan bernama Semi. Menurut kisahnya, saat itu Semi yang masih anak-anak sedang sakit. Sang Ibu kemudian bernadzar bahwa jika kelak Semi sembuh, maka ia akan dijadikan sebagai penari Seblang. Setelah Semi diberi kesembuhan, ia memenuhi janji tersebut dan menjadi penari Seblang pertama. Dia juga dikenal sebagai perintis tari Gandrung Banyuwangi yang terkenal.
Menurut legenda setempat, penari Seblang pertama kali dipilih oleh roh leluhur yang dikenal sebagai Sang Seblang. Dalam kisah ini, roh leluhur tersebut menampakkan diri kepada pemimpin adat atau pawang desa, mengungkapkan siapa yang harus menjadi penari Seblang. Penari ini biasanya seorang gadis muda yang masih perawan atau seorang wanita lanjut usia yang belum menikah.
Tari Seblang Olehsari memiliki makna dan filosofi yang mendalam bagi masyarakat Desa Olehsari di Banyuwangi. Berikut adalah beberapa aspek filosofis dari tarian ini
Tari Seblang Olehsari, dengan semua makna dan filosofinya, tidak hanya sebagai ekspresi budaya saja tetapi juga sarana komunikasi spiritual antara manusia dengan alam semesta dan leluhur mereka. Ini adalah contoh indah dari bagaimana tradisi dan seni dapat menjadi jembatan antara dunia fisik dan spiritual.
Pola gerakan dalam Tari Seblang Olehsari tidak hanya menampilkan keindahan estetika, tetapi juga mengandung makna mendalam yang mencerminkan nilai-nilai spiritual dan budaya masyarakat Using.
Dalam setiap gerak tari Seblang Olehsari, terkandung cerita dan filosofi yang mendalam, yang tak hanya tercermin melalui gerakan, tetapi juga melalui kostum yang dikenakan oleh para penarinya. Kostum ini bukan sekadar pakaian, melainkan simbol dari identitas budaya dan spiritualitas yang telah diwariskan turun-temurun oleh masyarakat suku Osing di Banyuwangi.
Sejarah Seblang Olehsari
Secara tradisional, penari Seblang melalui proses persiapan yang ketat sebelum mereka benar-benar bisa menari dalam ritual. Mereka harus menjalani berbagai ritual pembersihan dan meditasi untuk memastikan bahwa mereka siap secara fisik dan spiritual untuk berkomunikasi dengan roh leluhur.
Seblang Olehsari sempat mengalami vakum mulai tahun 1943 sampai 1956 karena gejolak politik di Banyuwangi. Namun, ritual ini dihidupkan kembali pada tahun 1957 karena adanya pagebluk yang menyebabkan berbagai kesulitan hidup, seperti kegagalan panen, matinya hewan ternak, dan serangan wabah penyakit. [Fatimah, Laila Nur., Tari Seblang Banyuwangi: Sejarah, Ciri Khas]
Penari Seblang Olehsari pertama kali adalah seorang anak perempuan bernama Semi. Menurut kisahnya, saat itu Semi yang masih anak-anak sedang sakit. Sang Ibu kemudian bernadzar bahwa jika kelak Semi sembuh, maka ia akan dijadikan sebagai penari Seblang. Setelah Semi diberi kesembuhan, ia memenuhi janji tersebut dan menjadi penari Seblang pertama. Dia juga dikenal sebagai perintis tari Gandrung Banyuwangi yang terkenal.
Menurut legenda setempat, penari Seblang pertama kali dipilih oleh roh leluhur yang dikenal sebagai Sang Seblang. Dalam kisah ini, roh leluhur tersebut menampakkan diri kepada pemimpin adat atau pawang desa, mengungkapkan siapa yang harus menjadi penari Seblang. Penari ini biasanya seorang gadis muda yang masih perawan atau seorang wanita lanjut usia yang belum menikah.
Pemilihan ini dianggap sebagai keputusan sakral dan tidak bisa diganggu gugat. Penari pada Seblang Olehsari haruslah seorang gadis yang masih perawan atau belum akil balik. Pertunjukan Seblang Olehsari biasanya akan diadakan satu minggu setelah Hari raya Idul Fitri atau setelah lebaran Ketupat.
Legenda ini menggambarkan tarian Seblang sebagai sebuah ritual yang memiliki kekuatan spiritual untuk mengusir kesialan dan membawa keberkahan. Tarian ini juga dianggap sebagai sarana untuk menjaga keseimbangan dan keharmonisan antara manusia dengan alam dan sesama manusia².
Legenda ini menggambarkan tarian Seblang sebagai sebuah ritual yang memiliki kekuatan spiritual untuk mengusir kesialan dan membawa keberkahan. Tarian ini juga dianggap sebagai sarana untuk menjaga keseimbangan dan keharmonisan antara manusia dengan alam dan sesama manusia².
Selain itu, ada kepercayaan bahwa ketika tarian ini tidak diselenggarakan, Banyuwangi mengalami wabah dan gagal panen yang besar. Namun, ketika tradisi ini kembali dilakukan, kondisi masyarakat di Banyuwangi kembali makmur dan sehat. [Museumnusantara, Tari Seblang : Sejarah, Makna, Properti & Pola Lantai - Museum Nusantara]
Makna Dan Filosofi Tari Seblang Olehsari
Tari Seblang Olehsari memiliki makna dan filosofi yang mendalam bagi masyarakat Desa Olehsari di Banyuwangi. Berikut adalah beberapa aspek filosofis dari tarian ini
- Bersih Desa atau Tolak Bala: Tarian ini merupakan bagian dari upacara adat yang diyakini sebagai ritual pembersihan desa dan penolakan bala, yang bertujuan untuk mengusir kesialan dan membawa keberkahan bagi masyarakat¹.
- Rasa Syukur: Tarian ini juga merupakan perwujudan rasa syukur masyarakat atas berkah yang diberikan.
- Kata Seblang: Kata seblang sendiri memiliki arti Sebele Ilang atau Sialnya Hilang, yang mencerminkan tujuan utama dari tarian ini.
- Interaksi dengan Alam dan Manusia: Tarian ini menjadi media untuk mengurai ketegangan dan konflik, mengingatkan bahwa di luar kekuasaan manusia ada kekuasaan lain yang lebih besar yang harus dihormati. [Fatikah, Raissyah., Mengulik Filosofi Di Balik Tabir Mistis Tarian Seblang Olehsari Banyuwangi. 2023]
Tari Seblang Olehsari, dengan semua makna dan filosofinya, tidak hanya sebagai ekspresi budaya saja tetapi juga sarana komunikasi spiritual antara manusia dengan alam semesta dan leluhur mereka. Ini adalah contoh indah dari bagaimana tradisi dan seni dapat menjadi jembatan antara dunia fisik dan spiritual.
Pola Gerakan dan Kostum Penari
Pola gerakan dalam Tari Seblang Olehsari adalah kombinasi dari gerakan tradisional yang sarat dengan makna dan simbolisme. Setiap gerakan dalam tarian ini memiliki arti tersendiri dan berfungsi untuk menyampaikan pesan-pesan spiritual dan kultural. Meski terlihat spontan dan monoton, namun gerakan ini memiliki makna filosofinya sendiri. Berikut adalah beberapa pola gerakan utama dalam Tari Seblang Olehsari:- Gerakan Pembukaan (Buka Kidung): Pada awal tarian, penari Seblang melakukan gerakan pembukaan yang disebut "Buka Kidung." Gerakan ini biasanya melibatkan nyanyian dan doa-doa untuk memanggil roh leluhur. Penari melakukan gerakan tangan yang halus dan perlahan, diiringi oleh musik gamelan yang lembut.
- Gerakan Utama (Trance Dance): Salah satu ciri khas dari Tari Seblang adalah gerakan trance atau kesurupan. Dalam tahap ini, penari memasuki kondisi trance, yang diyakini sebagai saat di mana roh leluhur merasuki penari. Gerakan ini biasanya melibatkan gerakan tangan, kaki, dan tubuh yang lebih intens dan dinamis. Penari mungkin bergerak dengan pola yang tidak teratur, mencerminkan keadaan kesurupan mereka.
- Sekaran Sapon: Gerakan yang menirukan orang menyapu, melambangkan pembersihan perbuatan kotor atau dosa manusia.
- Egol: Gerakan ini melambangkan kegembiraan dan kebebasan, sering kali dilakukan dengan gerakan tangan yang lebar dan langkah kaki yang ringan.
- Celeng Mogok: Gerakan ini mengingatkan masyarakat agar hidup dengan semangat yang keras dan tidak boleh bermalas-malasan.
- Dhaplang: Gerakan berpola seimbang, memiliki arti bahwa hidup di dunia memerlukan keseimbangan antara yang lahir dan batin, yang jahat dengan yang baik, serta antara yang merusak dan membangun.
- Gerakan Mengitari Tempat (Muter atau Ngider): Penari Seblang sering melakukan gerakan mengitari tempat atau panggung tari. Gerakan ini melambangkan perjalanan spiritual dan upaya untuk menyebarkan energi positif ke seluruh area. Penari bergerak mengelilingi area dengan langkah yang mantap, sambil mengayunkan tangan dan tubuh secara harmonis.
- Gerakan Menghadirkan Sesaji: Dalam beberapa bagian tarian, penari Seblang melakukan gerakan yang menggambarkan pemberian sesaji kepada roh leluhur. Gerakan ini melibatkan pengambilan dan penempatan sesaji dengan gerakan yang anggun dan penuh hormat. Ini menunjukkan rasa syukur dan penghormatan kepada leluhur.
- Gerakan Menunduk dan Membungkuk: Gerakan menunduk dan membungkuk sering muncul dalam Tari Seblang sebagai simbol penghormatan dan kerendahan hati. Penari menundukkan kepala dan tubuh mereka sebagai bentuk penghormatan kepada roh leluhur dan alam semesta. Gerakan ini juga melambangkan sikap tawadhu dan penghormatan kepada kekuatan yang lebih besar.
- Gerakan Menari dengan Properti (Kembang dan Selendang): Penari Seblang sering menggunakan properti seperti bunga (kembang) dan selendang dalam tarian mereka. Gerakan dengan properti ini melibatkan pengayunan selendang atau penempatan bunga dalam pola tertentu. Properti ini menambah keindahan visual tarian dan melambangkan kesuburan serta kemakmuran.
- Gerakan Penutupan (Tutup Kidung): Pada akhir tarian, penari Seblang melakukan gerakan penutupan yang disebut "Tutup Kidung" Gerakan ini melibatkan nyanyian dan doa-doa penutup untuk mengakhiri ritual dengan khidmat. Penari melakukan gerakan tangan yang halus dan penuh rasa syukur, mengakhiri tarian dengan suasana tenang dan damai.
Pola gerakan dalam Tari Seblang Olehsari tidak hanya menampilkan keindahan estetika, tetapi juga mengandung makna mendalam yang mencerminkan nilai-nilai spiritual dan budaya masyarakat Using.
Setiap gerakan memiliki simbolisme tersendiri, menghubungkan penari dan penonton dengan leluhur dan kekuatan spiritual yang diyakini menjaga dan melindungi komunitas. Dengan memahami pola gerakan ini, kita dapat lebih menghargai dan merasakan kekayaan budaya yang terkandung dalam Tari Seblang Olehsari.
Kostum Tari Seblang Olehsari
Dengan keanggunan dan kesederhanaan yang khas, kostum tari Seblang Olehsari menjadi salah satu aspek penting yang mendukung kekayaan tradisi dan keindahan ritual ini. Kostum yang digunakan dalam tarian Seblang Olehsari adalah sebagai berikut:
- Kemben: Sebuah kain yang melilit di bagian dada penari.
- Ikat Pinggang: Sabuk atau ikat pinggang yang digunakan sebagai aksesoris.
- Sewek: Sejenis selendang yang dikenakan di pinggang.
- Sampur: Selendang panjang yang digunakan penari untuk menambah ekspresi gerakan.
- Kaos Kaki: Penari mengenakan kaos kaki putih.
- Krincing: Gelang kaki yang dipasangkan di salah satu kaki penari.
- Omprok: Hiasan kepala yang terbuat dari janur, daun pisang muda, dan hiasan bunga segar. Omprok yang digunakan haruslah selalu baru karena bahan materialnya mudah layu. [Daniswari, Dini., Seblang Olehsari, Ritual Bersih Desa dan Tolak Bala di Banyuwangi, 2023]
Aksesoris ini tidak hanya berfungsi sebagai pemanis tampilan, tetapi juga memiliki makna simbolis yang mendalam dalam ritual tarian Seblang Olehsari.
Dalam Seblang Olehsari kita tidak akan mendapati Sang Penari yang menghunuskan kerisnya. Pun bunga yang telah digunakan sebagai upacara, nantinya akan diperebutkan oleh warga (bahkan dijual) sebagai media tolak bala. Tradisi ini tidak akan terjadi di Seblang Bakungan.
Instrumen musik dalam tarian Seblang Olehsari memainkan peran yang sangat penting dan memiliki makna yang mendalam. Musik tidak hanya berfungsi sebagai pengiring tarian, tetapi juga sebagai medium yang menghubungkan penari dengan roh leluhur dan alam semesta. Berikut adalah beberapa peran dan makna dari instrumen musik dalam tarian ini :
Instrumen musik dalam tari Seblang Olehsari bukan sekadar pengiring, melainkan napas yang memberi kehidupan pada setiap gerakan ritual. Alunan musik yang sakral ini menghubungkan penari dengan warisan leluhur dan alam semesta, menciptakan dialog tanpa kata yang mengungkapkan rasa syukur dan harapan masyarakat Osing.
Instrumen
Setiap alunan musik yang mengiringi tari Seblang Olehsari bukan hanya sekedar melodi, melainkan suara jiwa yang menghidupkan cerita dan tradisi. Instrumen pengiring dalam tarian ini, dengan setiap ketukan dan nada, membawa penonton ke dalam perjalanan spiritual yang mendalam, menghubungkan mereka dengan kekuatan alam dan leluhur yang dihormati dalam budaya Osing Banyuwangi.Instrumen musik dalam tarian Seblang Olehsari memainkan peran yang sangat penting dan memiliki makna yang mendalam. Musik tidak hanya berfungsi sebagai pengiring tarian, tetapi juga sebagai medium yang menghubungkan penari dengan roh leluhur dan alam semesta. Berikut adalah beberapa peran dan makna dari instrumen musik dalam tarian ini :
- Pengatur Tempo dan Dinamika: Kendang berperan penting dalam mengatur tempo dan dinamika tarian, memandu penari melalui berbagai fase ritual.
- Penanda Irama: Kempul atau gong digunakan sebagai penanda irama, memberikan nuansa sakral dan mengundang perhatian pada momen-momen penting dalam tarian.
- Pencipta Melodi: Saron menghasilkan melodi yang menambah keindahan dan kedalaman emosional pada pertunjukan.
- Penghubung Spiritual: Biola, yang sering ditambahkan di desa Olehsari, memberikan efek musikal yang menambah lapisan emosi dan spiritualitas pada tarian.
Instrumen musik dalam tari Seblang Olehsari bukan sekadar pengiring, melainkan napas yang memberi kehidupan pada setiap gerakan ritual. Alunan musik yang sakral ini menghubungkan penari dengan warisan leluhur dan alam semesta, menciptakan dialog tanpa kata yang mengungkapkan rasa syukur dan harapan masyarakat Osing.
Dengan setiap ketukan dan nada, instrumen-instrumen ini mengekspresikan cerita yang telah diwariskan turun-temurun, menjadi saksi bisu atas kekuatan tradisi yang terus lestari. Apa saja makna dari musik pengiring dalam tarian ini ?
Musik dalam tarian Seblang Olehsari tidak hanya mengiringi gerakan penari tetapi juga menjadi bagian integral dari ritual yang kaya akan tradisi dan spiritualitas. Instrumen musik ini membantu dalam menciptakan suasana yang mendukung bagi penari untuk masuk ke dalam fase transendental, menghubungkan mereka dengan kekuatan yang lebih besar dan menghormati tradisi yang telah lama ada.
- Koneksi dengan Leluhur: Musik dianggap sebagai suara dari leluhur yang membimbing penari selama fase kesurupan atau kejiman.
- Ekspresi Syukur: Melodi yang dihasilkan merupakan ekspresi syukur masyarakat Desa Olehsari terhadap berkah kesejahteraan. Fatimah,
- Pembersihan dan Perlindungan: Alunan musik dipercaya memiliki kekuatan untuk membersihkan desa dari energi negatif dan memberikan perlindungan spiritual.
Musik dalam tarian Seblang Olehsari tidak hanya mengiringi gerakan penari tetapi juga menjadi bagian integral dari ritual yang kaya akan tradisi dan spiritualitas. Instrumen musik ini membantu dalam menciptakan suasana yang mendukung bagi penari untuk masuk ke dalam fase transendental, menghubungkan mereka dengan kekuatan yang lebih besar dan menghormati tradisi yang telah lama ada.
Bagaimana? Apakah kalian tertarik untuk belajar tentang seni tari Banyuwangi lainnya? Dapatkan eBook tentang Banyuwangi dan sejarahnya di sini. Selamat membaca, selamat belajar budaya kita!
0 Komentar
Dalam beberapa kasus kolom komentarnya tidak mau terbuka, Mohon maaf atas ketidaknyamanannya.