NEUROGRAPHICA, SENI DAN PSIKOLOGI

Neurographica, seni dan psikologi



Blog Seni Indonesia - ewafebriart.com | NEUROGRAPHICA, SENI DAN PSIKOLOGI .

Neurographica adalah metode terapi psikologi menggunakan seni. Dalam hal ini bisa dikategorikan sebagai art theraphy. Karena sifatnya yang meditatif, neurographic pada dasarnya tidaklah sulit, meski hasilnya terlihat rumit. Tertarik untuk mempelajarinya ? Yuk baca ini dulu ! 

NEUROGRAPHICA, SENI DAN PSIKOLOGI


Jika sebelumnya dalam perspektif, saya sempat menyinggung relasi seni dan agama. Kali ini saya ingin membahas relasi seni dan psikologi. Dua hal yang menurut saya susah dipisahkan. Karena keduanya saling melengkapi satu sama lainnya. 

PENEMU NEUROGRAPHIC


Mungkin sebenarnya lebih cocok disebut sebagai pencetus dibandingkan sebagai penemu ya ! Apapun istilahnya, neurographic dikembangkan oleh seorang creative enterpreneur dan ahli psikologi dari Rusia yang bernama Pavel Piskarev pada tahun 2014. 

Pavel mendefinisikan neurographic art sebagai berikut : 

"Creative method of transforming the world. Author's method. Interdiciplinary practice that allows you to make necessary personal changes, reality remove restriction, succesfully simulate a new desire reality."

 

Ini definisinya agak rumit kayaknya ya.. ? Pada intinya neurographic art ini adalah media yang digunakan sebagai katarsis bagi mereka yang mengalami permasalahan psikologi, yang dimanifestasikan ke dalam elemen gambar yang menyerupai simpul neuron pada otak kita. 

Ada satu hal yang menarik dari penjelasan pak Pavel ini. Pada perkembangannya neurographica dan neuro art adalah dua hal yang berbeda. Neurographica merupakan grafik murni hasil dari subsconcious mind. 

Sementara neuro art adalah seni yang hasilnya menyerupai neuron namun pada prosesnya menitikberatkan pada keindahan bukan pelampiasan emosi. 

UNSUR NEUROGRAPHIC ART



Neurographic art



Unsur terpenting dalam neurographic art adalah tentang penyatuan dua hal yang bersifat material dan non material. Bersifat material karena hasil terakhir (output) berbentuk gambar (grafik). Sementara konsepnya memulainya non material berasal dari permasalahan yang sedang dihadapi. 

Secara proses sesungguhnya tidak jauh beda dengan bagaimana seorang seniman menciptakan sebuah karya. Ada konsep (berasal dari keresahan atau ide/gagasan), bahan material dan hasil karya. 

Sementara neurographic lebih memprioritaskan konsepnya berasal dari keresahan atau permasalah hidup yang dihadapi bukan ide-ide/gagasan yang sengaja dicari. 

TUJUAN 


Setiap karya diciptakan untuk tujuan tertentu. Bisa sebagai pesan, luapan ekspresi atau untuk tujuan meditasi. 

Neurographic dikembangkan dengan tujuan untuk meditasi, oleh karena itu, justru yang menjadi hal terpenting adalah prosesnya, bukan hasil karyanya. 

Karena dalam prosesnya itulah si pembuat gambar menyalurkan permasalahan atau kepanikan dalam dirinya melalui garis-garis yang tak beraturan dan elemen-elemen yang saling tumpang tindih. 

Biasanya ketika kita mengalami masalah atau beban pikiran maka tubuh kita terasa menegang, nafas tidak beraturan, dan tubuh terasa sangat kaku. 

Dalam kondisi seperti ini, biasanya akan mengalami kesulitan untuk menemukan solusi dari masalah yang kita hadapi. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah cara untuk membuat tubuh lebih terasa rileks, sehingga kita lebih mudah fokus untuk mencari solusi.

Inilah mengapa neurographic didefinisikan sebagai : 

"A way of drawing that recreate the outer from the inner"

Hasil karya yang dihasilkan merupakan proyeksi dari dalam diri manusia secara spontan dan tidak membutuhkan banyak elemen seperti halnya lukisan maupun illustrasi. Hasilnya murni sebagai katarsis bagi si pembuatnya. 

PERALATAN YANG DIBUTUHKAN


Contoh Neurographica karya ewafebri dengan media watercolor dan marker.


Alat yang dibutuhkan untuk membuatnya tidak rumit sebenarnya. Tapi lagi-lagi tergantung kalian ingin membuatnya dengan material apa ? Karena dalam neurographic art kalian bisa menggunakan banyak media. Di antaranya :

  • Kertas
  • Marker/drawing pen
  • Pensil warna 
  • Soft / oil pastel
  • Watercolor
  • Gouache
  • Acrylic
  • Oil paint, dll.

CARA MEMBUAT NEUROGRAPHICA





Berhubung neurographica memprioritaskan perasaan/emosi pembuatnya, maka dalam prosesnya yang mengontrol bukan akal tapi emosi dan alam bawah sadar. 

Terutama saat membuat garis-garisnya. Justru kita diharuskan untuk membebaskan pikiran yang akan mengontrol gerakan tangan pada saat membuat garis. 

Nah, masalahnya kalo kita belum terbiasa, maka kita sulit melakukannya. Seringkali akal kita mengambil kendali sehingga kita justru tidak melepaskan energi yang seharusnya.

Untuk mengatasi masalah ini, kita bisa memanfaatkan uang koin sebagai alat bantunya. 

STEP BY STEP 

  1. Siapkan bahan material seperti kertas, marker, pewarna (bisa pensil, marker, watercolor dan lain-lain).
  2. Pada bagian belakang (area dibalik gambarnya), tuliskan permasalahan yang sedang kamu hadapi. Hal ini bisa dilakukan agar permasalahan tersebut tak bersarang terus di kepala, tapi juga bisa kita tumpahkan ke atas kertas.
  3. Pada bagian yang kosong (area dibalik curhatan tersebut), mulailah untuk membentuk garis-garis dengan memanfaatkan uang koin. 
  4. Jika kalian tidak ingin menggunakan uang koin, pastikan bahwa garis-garis yang kalian buat tersebut tidak berulang (repetitif). Lakukanlah dengan spontan (uhuy) dan jangan arahnya jangan mengikuti apa yang diperintahkan oleh akal. Karena pada dasarnya, teknik ini memanfaatkan subsconcious mind (alam bawah sadar)
  5. Pada bagian-bagian pertemuan garis yang terdapat garis silang, biasanya akan menghasilkan garis meruncing yang tegas dan tajam. Nah, inilah saatnya kalian membuatnya melengkung (tumpul) dengan menambahkan shading pada bagian yang diperlukan. 
  6. Jika proses penumpulan garis ini benar, maka hasil akhirnya nanti, area tersebut akan nampak seperti simpul-simpul seperti neuron dalam otak kita. Dari sinilah neurographica ini muncul. 

Yang terpenting dalam proses ini justru bukan hasil akhir dari simpul-simpul yang kita buat tadi. Tetapi justru saat membentuk titik runcing tersebut menjadi tumpul, kita akan merasakan relaksasi dalam tubuh. Ini yang perlu diperhatikan. 

Maka saat membuatnya perhatikan juga tensi (tegang tidaknya otot-otot) dalam tubuh. Terutama memperhatikan betul bagaimana perasaanmu saat menambahkan elemen atau membuat simpul-simpul tersebut ? Rasakan sensasi emosi dalam prosesnya. Dan di sinilah proses seni itu membantu kita dalam hal psikologi. 

Keindahan hasil karya yang kamu dapatkan dari proses tersebut, sesungguhnya adalah bonus. Hahaha.. Apalagi perasaan puas setelah membuatnya, tentu itu menjadi bonus doublenya. 

Pada dasarnya neurographica dan journaling memiliki tujuan yang sama, yaitu bersifat meditatif. Jika dalam journaling kita membutuhkan banyak kata sebagai katarsis, maka dalam neurographica kita hanya membutuhkan garis-garis dan simpul sebagai pelepasan emosi. Kayak journaling tapi pake kode garis gitu deh.. Hahaha.. Dan yang tahu cuma kamu aja gitu. 

Bagaimana ? Kalian tertarik mencobanya ? Mungkin jika proses ini hanya satu atau dua kali dilakukan, kita belum menemukan dampak perubahannya dalam hidup. Namun apabila kita bisa menjadikannya habit, bisa jadi kita bisa merasakan perubahan dalam hidup kita. 

Daripada penasaran, dibikin aja dulu, yekan ? Kalo perlu jadikan challenge. Misalnya dalam 1 minggu berturut-turut sisihkan waktu untuk membuatnya. Dan refleksi apa yang kalian rasakan setelahnya. 

Apabila dalam seminggu, lancar, tambahkan waktu tantangannya menjadi 2 minggu hingga satu bulan. Dan rasakan perubahannya.

Selamat mencoba ! 

Post a Comment

0 Comments