Blog Seni Indonesia - ewafebriart.com | DEFORESTASI PENYEBAB TANGIS BUMI.
Dengar Alam Bernyanyi adalah sebuah lagu yang dinyanyikan oleh beberapa musisi , ada Laleilmanino, Sheila Dara, HIVI, dan Cicho Jericko. Lagu ini diciptakan di tahun 2022 untuk menyambut Hari Bumi, 22 April.
DEFORESTASI PENYEBAB TANGIS BUMI
Jika kita perhatikan lirik lagunya, kata-katanya sangat menyayat hati sebagai ungkapan keresahan seniman terhadap bumi ini.
Tulisan ini merupakan respon dari lagu yang bawakan oleh laleilmanino dkk tentang isi hati bumi kita ini. Sekaligus tulisan untuk lomba blog yang diadakan Blogger Perempuan.
Dan juga sebagai reminder bahwa 2 tahun lalu saya pernah melakukan pameran 30 x 30 sebagai upaya mengkampanyekan peduli bumi.
Bagi kalian yang belum mendengarkan lagunya, bisa streaming melalui spotify atau apple music. Atau di bagian bawah tulisan ini saya sertakan lagunya via youtube maupun spotify.
Yuk kita gaungkan hashtag #UntukmuBumiku #IndonesiaBikinBangga #TeamUpforImpact #DengarAlamBernyanyi #HutanKitaSultan di sosmed kamu. Supaya pesan merawat hutan ini makin menyebar kemana-mana.
APA SIH DEFORESTASI ?
Illustrasi deforestasi karya ewafebri |
Deforestasi adalah perubahan kondisi penutupan lahan dari kelas penutupan lahan kategori hutan menjadu kelas penutupan lahan kategori non hutan/bukan hutan.
Secara umum deforestasi adalah ahli fungsi hutan menjadi non hutan (pemukiman, lahan pertanian, lahan perkebunan, lahan pertambangan ataupun lahan peternakan).
DEFORESTASI GLOBAL
Sebuah lagu biasanya mengekspresikan apa yang dirasa oleh penciptanya. Ada lagu sendu, lagu happy, lagu penyemangat, dll. Dan liriknya adalah ungkapan-ungkapan yang berdasarkan kenyataan di lapangan.
Untuk meningkatkan kesadaran pendengarnya, mereka mengemas sedemikian rupa agar pesan yang ingin disampaikan bisa tepat sasaran. Sebagai bahasa komunikasi satu arah yang ditujukan pada masyarakat luas.
Pun alam juga begitu. Ada pertanda-pertanda yang diungkapkan oleh alam sebagai bahasa untuk berbicara kepada kita, manusia.
Sesuai dengan lirik lagu di atas bahwasannya hutan adalah lukisan Tuhan dan hadir sebagai tanda-tanda kebesaranNya.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:وَهُوَ الَّذِيْۤ اَنْزَلَ مِنَ السَّمَآءِ مَآءً ۚ فَاَ خْرَجْنَا بِهٖ نَبَا تَ كُلِّ شَيْءٍ فَاَ خْرَجْنَا مِنْهُ خَضِرًا نُّخْرِجُ مِنْهُ حَبًّا مُّتَرَا كِبًا ۚ وَمِنَ النَّخْلِ مِنْ طَلْعِهَا قِنْوَا نٌ دَا نِيَةٌ وَّجَنّٰتٍ مِّنْ اَعْنَا بٍ وَّا لزَّيْتُوْنَ وَا لرُّمَّا نَ مُشْتَبِهًا وَّغَيْرَ مُتَشَا بِهٍ ۗ اُنْظُرُوْۤا اِلٰى ثَمَرِهٖۤ اِذَاۤ اَثْمَرَ وَيَنْعِهٖ ۗ اِنَّ فِيْ ذٰ لِكُمْ لَاٰ يٰتٍ لِّقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَwa huwallaziii angzala minas-samaaa-i maaa-aa, fa akhrojnaa bihii nabaata kulli syai-ing fa akhrojnaa min-hu khodhiron nukhriju min-hu habbam mutarookibaa, wa minan-nakhli ming thol'ihaa qinwaanung daaniyatuw wa jannaatim min a'naabiw waz-zaituuna war-rummaana musytabihaw wa ghoiro mutasyaabih, ungzhuruuu ilaa samarihiii izaaa asmaro wa yan'ih, inna fii zaalikum la-aayaatil liqoumiy yu-minuun"Dan Dialah yang menurunkan air dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau, Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang kurma, mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya pada waktu berbuah, dan menjadi masak. Sungguh, pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman."(QS. Al-An'am 6: Ayat 99)
Hutan yang dahulu menghijau perlahan menghilang berganti dengan infrastruktur dan pemukiman. Hutan yang menjadi sumber pangan bagi masyarakat sekitar dan jantung dunia sekarang beralih fungsi menjadi bukti-bukti adanya pembangunan.
Peningkatan konsentrasi CO₂ (Karbondioksida) sekitar 30% dalam kurun waktu 100 tahun terakhir mengakibatkan suhu permukaan bumi meningkat. Peningkatan ini menyebabkan fenomena ENSO (Elnino Southern Osciliation) di kawasan Asia Tenggara. Yang berdampak pada perubahan curah hujan yang sangat ekstrim.
Gelombang panas yang terjadi di beberapa negara seolah menandakan bahwa bumi sedang tidak baik-baik saja. Perubahan iklim bukan omong kosong. Tapi suatu pertanda yang wajib kita waspadai bersama.
Bukan hanya Indonesia yang mengalami deforestasi. Tapi juga beberapa kawasan di luar negeri mengalami hal yang sama. Terutama kawasan yang memiliki hutan hujan tropis seperti Brazil, Republik Dominica Congo dan Bolivia.
Image by mongabay |
2000 tahun yang lalu, 80% Eropa Barat merupakan kawasan hutan. Kini jumlah itu berkurang menjadi kisaran 34%. Menurut para ahli, hilangnya kawasan hutan diperkirakan mencapai 12.000.000 hingga 15.000.000 ha per tahun di seluruh dunia.
Hal ini berdampak besar bagi kelangsungan hidup manusia di bumi. Karena sejatinya fungsi hutan adalah jantung dunia. Apabila jantung itu bermasalah, maka kehidupan manusia di bumi pun akan mengalami hal yang sama.
Hutan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap pola curah hujan, pengendalian emisi,kualitas air dan tanah serta pencegahan banjir.
Pepohonan berfungsi menyerap karbondioksida yang ada di udara. Diperkirakan emisi CO₂ berkisar 6% hingga 17% dari total emisi global. Apabila terjadi deforestasi maka fungsi pepohonan yang menyerap karbondioksida akan melepaskannya ke udara.
DEFORESTASI INDONESIA
grafik image by mongabay |
Dari data tahun 2020, Indonesia menapaki urutan ke 3 hujan tropis setelah Brazil dan Zaire. Dari data di tahun yang sama pula, Indonesia menduduki urutan ke 4, negara yang mengalami deforestasi.
Berdasarkan data Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pemantauan hutan dan deforestasi dilakukan di areal 187.000.000 ha baik kawasan hutan maupun di luar hutan.
Sementara itu, hasil pemantauan di tahun 2020 menunjukan bahwa luas hutan di seluruh daratan Indonesia adalah 95.600.000 ha.
Kurun waktu 2019-2020 deforestasi netto menunjukkan angka sebesar 115.500 ha. Angka ini diperoleh dari angka bruto deforestasi sebesar 119.100 ha dikurangi reforestasi 3.600 ha. Hasil ini berdasarkan pemantauan melalui satelit. Luas deforestasi tertinggi terjadi di hutan sekunder yaitu sekitar 104.400 ha.
Sementara tahun sebelumnya yaitu periode 2018-2019, deforestsi terjadi sebesar 465.500 ha dengan angka reforestasi 3.000 ha.
Ini artinya terjadi penurunan yang signifikan terhadap deforestasi hutan di Indonesia. Apabila dikonversikan ke dalam persen jumlah penurunannya sekitar 75,03%. Sangat wow sekali ya !
PENYEBAB DEFORESTASI
Sebelum kita bahas tentang penyebab deforestasi, mungkin akan lebih baik jika kita bahas jenis-jenis hutan berdasarkan asal dan fungsinya terlebih dahulu.
Hutan bisa diklasifikasikan dalam beberapa kategori. Menurut asalnya ada 2 jenis hutan yang sering kita kenal yaitu hutan primer dan hutan sekunder.
Hutan Primer
Hutan primer adalah kawasan hutan yang belum dieksploitasi (terjamah) oleh manusia. Secara umum hutan primer adalah hutan yang terbentuk secara alami.
Adapun karakter dari jenis hutan primer adalah sebagai berikut :
- Banyak terdapat pepohonan yang sudah sangat tua.
- Batang pepohonan yang mati masih bisa berdiro dengan tegak dan kokoh.
- Kawasan hutan didominasi lapisan tajuk atau kanopi hutan oleh pepohonan sembulan.
- Memiliki banyak jenis pepohonan. Per hektar bisa didapati 40 - 80 jenis pohon.
- Struktur diameter pohon berbentuk seperti huruf J atau disebut juga dengan istilah kurva grafik plenter.
Hutan Sekunder
Hutan sekunder menurut UNESCO adalah merupakan vegetasi yang mengalami kolonisasi areal dimana sebagian vegetasi aslinya sudah menghilang karena ulah manusia atau bencana alam.
Secara garis besar hutan sekunder merupakan regenerasi dari hutan primer. Istilah tentang hutan sekunder baru digunakan sekitar tahun 1950 pada nomenklatur ilmiah (Richards, 1955).
Karakter hutan sekunder adalah sebagai berikut :
- Batang pohon cenderung bengkok dan mudah gerowong.
- Struktur dan komposisi hutan tidak tergantung pada tapak hutan namun juga umurnya.
- Biasanya riap pohon akan membesar di awal namun lambat laun akan mengecil.
- Hasil hutan sulit dipasarkan karena struktur, riap pohon, dan komposisinya tidak pernah stabil.
Sedangkan hutan yang diklasifikasikan berdasarkan fungsinya ada 3 jenis. Yaitu :
Hutan produksi
Hutan Produksi adalah kawasan hutan yang hasilnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pada umumnya. Khususnya digunakam untuk pembangunan, industri dan ekspor.
Untuk mengenali hutan produksi, kita bisa melihat ciri-cirinya seperti berikut ini :
- Memiliki satu jenis tanaman.
- Digunakan untuk kebutuhan yang bersifat konsumtif.
- Areal hutan tergolong luas.
- Kawasan hutan dikelola oleh perusahaan daerah ataupun swasta.
- Berada dalam pengawasan yang ketat karena hasil hutan sengaja untuk diperdagangkan.
Hutan konservasi
Hutan konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu yang memiliki fungsi pokok sebagai pengawetan keanekaragaman hayati (tumbuhan dan satwa), serta ekosistemnya.
Hutan konservasi dibagi menjadi 2 berdasarkan fungsinya :
- Yang pertama Kawasan Suaka Alam (KSA) meliputi cagar alam dan suaka margasatwa.
- Yang kedua Kawasan Pelestarian Alam (KPA) yang meliputi Taman Nasional, Taman Hutan Raya, Taman Wisata Alam dan Taman Buru.
Hutan lindung
Hutan lindung adalah hutan yang berfungsi untuk perlindungan kehidupan manusia. Di antaranya :
- Perlindungan tata air
- mencegah banjir
- mengendalikan erosi
- memelihara kesuburan tanah
- mencegah intrusi air laut.
Sementara menurut Stenlin, hutan lindung adalah :
"Wilayah yang berisi sumber daya alam berlimpah dengan potensi menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia serta kestabilan lingkungan."
Sementara kriteria hutan lindung sesuai PP 44/2004 tentang perencanaan Hutan dan Keppres. No. 32/1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung sebagai berikut :
- Hutan lindung memiliki lereng lapangan 40% atau lebih.
- Berada pada ketinggian kurang lebih 2000 meter di atas permukaan laut.
- Kawasan memiliki kepekaan yang tinggi terhadap erosi dengan lereng lapangan mencapai 15%.
- Merupakam daerah resapan air.
- Merupakan daerah perlindungan pantai.
FAKTOR DEFORESTASI
Setelah kita mengenal jenis-jenis hutan, kini kita akan bahas tentang penyebab deforestasi yang umum terjadi.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi deforestasi adalah sebagai berikut :
- pembukaan lahan baru untuk pertanian, perkebunan, pemukiman ataupun usaha peternakan.
- pembangunan infrastruktur seperti jalan raya yang mengharuskan membuka lahan.
- musim kemarau yang bisa menyebabkan kebakaran hutan, apalagi untuk lahan gambut.
Sementara untuk kebakaran hutan, bisa disebabkan oleh faktor-faktor berikut ini :
- curah hujan yang menurun.
- padang rumput yang kering.
- lahan gambut yang mengalami kekeringan.
- pembukaan lahan baru dengan cara sengaja dibakar maupun kelalaian.
Bayangkan saja, fungsi hutan yang penting itu lama kelamaan akan hilang akibat kerusakan. Sementara kerusakan itu sendiri bisa diakibatkan oleh ulah manusia ataupun bencana alam.
AKIBAT DEFORESTASI
Apabila hutan tidak difungsikan sebagaimana mestinya maka akan berdampak serius bagi kehidupan manusia. Karena selain menopang kebutuhan ekonomi, hutan juga ekosistem kompleks yang di dalamnya sarat akan kehidupan flora dan fauna.
Dan berikut ini adalah beberapa akibat yang ditimbulkan oleh deforestasi :
- pengurangan luas hutan.
- tingginya terjadi potensi bencana hidrometeorologi.
- kehilangan jenis flora dan fauna
- ketidakseimbangan ekosistem
- kerusakan sistem sumber daya air
- perubahan iklim yang ekstrim
- dan yang paling parah sedang terjadi adalah pemanasan global.
Kita sedang merasakan dampak dari kerusakan hutan. Terutama perubahan iklim yang ekstrim. Hal ini juga berdampak pada bencana lainnya seperti banjir yang diikuti tanah longsor.
UPAYA PENYELAMATAN HUTAN DI INDONESIA
Dari parahnya perubahan alih fungsi hutan, Indonesia bisa sedikit bernafas lega. Meskipun pembangunan infrastruktur sedang digalakkan, namun pemerintah berupaya untuk 7 deforestasi dengan beberapa program.
Data dari KLHK menyebutkan bahwa pada tahun 2019-2020, Indonesia mampu mengurangi kurang lebih 75% deforestasi dibanding kurun waktu 2018-2019.
Hal ini bisa terjadi karena pemerintah melakukan beberapa upaya penyelamatan hutan. Di antaranya :
- penerapan Peta Indikatif Penghentian Pemberian Ijin Baru (PIPPIB) untuk hutan alam primer dan lahan gambut tahun 2022 periode 1 menjadi 66.512.000 ha.
- penyempurnaan tata kelola hutan primer dan lahan gambut.
- reboisasi (reforestasi)
- pembatasan perubahan alokasi kawasan hutan untuk sektor non kehutanan.
- pengelolaan hutan lestari.
- pengendalian kebakaran hutan dan lahan.
- penyelesaian penguasaan tanah dalam kawasan hutan.
- pengendalian perubahan iklim.
Data tersebut dirilis oleh Direktorat Jendral Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Ditjen PKTL KLHK).
KITA ADALAH SEMESTA
"Bila kau ada waktu, lihatlah aku di sini. Indah lukisan Tuhan, merintih ingin kau kembali, beri cintamu lagi."
Sebait lirik yang penuh dengan rasa depresi. Betapa manusia hanya memenuhi nafsunya belaka. Dia lupa atau tidak peduli akan dampak dari perbuatannya. Yang dilakukannya hanya memenuhi kebutuhannya saja, tanpa melakukan timbal balik yang sama pada alam semesta.
Pernahkah kalian berimajinasi menjadi bumi ? Mengungkapkan keresahan yang ada di dalam isi hati. Terhadap mereka yang mengeksploitasi. Tanpa memberikan cintanya kembali ?
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:يٰۤـاَيُّهَا النَّا سُ اِنْ كُنْـتُمْ فِيْ رَيْبٍ مِّنَ الْبَـعْثِ فَاِ نَّـا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ تُرَا بٍ ثُمَّ مِنْ نُّـطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ مُّضْغَةٍ مُّخَلَّقَةٍ وَّغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِّـنُبَيِّنَ لَـكُمْ ۗ وَنُقِرُّ فِى الْاَ رْحَا مِ مَا نَشَآءُ اِلٰۤى اَجَلٍ مُّسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوْۤا اَشُدَّكُمْ ۚ وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّتَوَفّٰى وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّرَدُّ اِلٰۤى اَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلَا يَعْلَمَ مِنْۢ بَعْدِ عِلْمٍ شَيْـئًـا ۗ وَتَرَى الْاَ رْضَ هَا مِدَةً فَاِ ذَاۤ اَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَآءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ وَاَ نْۢبَـتَتْ مِنْ كُلِّ زَوْجٍۢ بَهِيْجٍyaaa ayyuhan-naasu ing kungtum fii roibim minal-ba'si fa innaa kholaqnaakum ming turoobing summa min nuthfating summa min 'alaqoting summa mim mudhghotim mukhollaqotiw wa ghoiri mukhollaqotil linubayyina lakum, wa nuqirru fil-ar-haami maa nasyaaa-u ilaaa ajalim musammang summa nukhrijukum thiflang summa litablughuuu asyuddakum, wa mingkum may yutawaffaa wa mingkum may yuroddu ilaaa arzalil-'umuri likai laa ya'lama mim ba'di 'ilming syai-aa, wa tarol-ardho haamidatang fa izaaa angzalnaa 'alaihal-maaa-ahtazzat wa robat wa ambatat ming kulli zaujim bahiij"Wahai manusia! Jika kamu meragukan (hari) Kebangkitan, maka sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna agar Kami jelaskan kepada kamu; dan Kami tetapkan dalam rahim menurut kehendak Kami sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampai kepada usia dewasa, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dikembalikan sampai usia sangat tua (pikun), sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air (hujan) di atasnya, hiduplah bumi itu dan menjadi subur dan menumbuhkan berbagai jenis pasangan tetumbuhan yang indah."(QS. Al-Hajj 22: Ayat 5)
Sesungguhnya jika kita mempelajari diri kita sendiri, kita ini adalah alam semesta dengan porsi mini. Dalam diri kita terdapat unsur-unsur yang dimiliki oleh alam semesta. Bahasa kerennya, manusia adalah makhluk mikrokosmos (alam saghir). Sementara alam semesta ini disebut makrokosmos (alam kabir).
RELASI MANUSIA DAN ALAM
Selain unsur-unsurnya, proses penciptaan manusia sama seperti bagaimana Allah menciptakan alam semesta. Yang membedakan adalah manusia diberi keistimewaan oleh Allah SWT dengan meniupkan sebagian ruhNya ke dalam raga.
Tidak hanya itu, manusia juga diberikan akal budi yang nantinya bisa dimanfaatkan untuk mengelola alam semesta sebagai pemenuhan kebutuhannya. Meski begitu, manusia dan alam diperintahkan Tuhan untuk sama-sama tunduk hanya kepadaNya. Dalam hakekat ini, tingkatan manusia dan alam sama.
AIR
Awal kehidupan kita adalah air. Di mana Tuhan memanifestasikan dalam air mani. Tubuh kita ini terdapat unsur tanah. Di mana Allah SWT menciptakan jasad kita dari tanah. Dalam tubuh kita terdapat udara, di mana kita menghirupnya untuk kelangsungan hidup. Tubuh kita dipenuhi unsur mineral, sebagaimana bumi menyimpan kandungan mineralnya di dalam perut.
Belum lagi unsur-unsur lainnya yang terbentuk sebagai organ. Ada yang vital, ada yang tidak. Seperti planet-planet dalam tata surya kita. Bukti bahwa kita ini adalah jagat raya dalam bentuk miniatur.
TANAH
Pembangunan besar-besaran dalam infrastruktur mengharuskan pembukaan lahan hutan. Mengakibatkan berkurangnya lahan yang berbentuk tanah akibat perubahan material.
Maka jangan heran ketika mendadak area kita tinggal mengalami banjir. Karena tanah yang harusnya berfungsi sebagai area serapan berubah menjadi pemukiman.
Ironisnya, masalah tanah tidak hanya terjadi di Indonesia. Bahkan seorang tokoh spiritual dari India, Sadhguru mengkampanyekan "Save Soil" sebagai bentuk keresahannya tentang masalah yang akan kita hadapi nantinya.
UDARA
Udara adalah unsur penting dalam kehidupan manusia. Di mana kita menghirup oksigen melalui proses fotosintesis dari alam semesta.
Bisa kalian bayangkan jika produksi oksigen menipis ? Dan bumi dipenuhi dengan karbondioksida. Mungkin hal itu bisa saja terjadi, apabila dari sekarang kita tidak pernah peduli.
Menyayangi hutan sesungguhnya menyayangi diri kita sendiri. Dengan menyelamatkan hutan maka kita menyimpan oksigen (O₂) untuk kelangsungan hidup di masa depan. Dengan menyelamatkan hutan, kita menyelamatkan peradaban.
Tuhan menggambarkan kita melalui alam semesta. Tuhan menciptakan alam semesta untuk kebutuhan hidup kita. Tapi ingat nasehat dari Tuhan, "Jangan melampui batas." Tuhan tidak suka segala perbuatan yang melampaui batas.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:وَلَقَدْ مَكَّـنّٰكُمْ فِى الْاَ رْضِ وَجَعَلْنَا لَـكُمْ فِيْهَا مَعَايِشَ ۗ قَلِيْلًا مَّا تَشْكُرُوْنَwa laqod makkannaakum fil-ardhi wa ja'alnaa lakum fiihaa ma'aayisy, qoliilam maa tasykuruun"Dan sungguh, Kami telah menempatkan kamu di bumi dan di sana Kami sediakan (sumber) penghidupan untukmu. (Tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur."(QS. Al-A'raf 7: Ayat 10)
Manfaatkanlah hutan dengan secukupnya. Jangan berlebihan. Bukankah Tuhan sudah mengirimkan tanda-tanda kekuasaanNya sebagai peringatan ?
Banjir, pemanasan global, dan bencana-bencana terdampak dari ulah kita karena tidak mampu mengelola karuniaNya dengan bijaksana.
BELAJAR BERSYUKUR
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:خَلَقَ السَّمٰوٰتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا وَاَ لْقٰى فِى الْاَ رْضِ رَوَا سِيَ اَنْ تَمِيْدَ بِكُمْ وَبَثَّ فِيْهَا مِنْ كُلِّ دَآ بَّةٍ ۗ وَاَ نْزَلْنَا مِنَ السَّمَآءِ مَآءً فَاَ نْۢبَتْنَا فِيْهَا مِنْ كُلِّ زَوْجٍ كَرِيْمٍkholaqos-samaawaati bighoiri 'amading tarounahaa wa alqoo fil-ardhi rowaasiya ang tamiida bikum wa bassa fiihaa ming kulli daaabbah, wa angzalnaa minas-samaaa-i maaa-ang fa ambatnaa fiihaa ming kulli zaujing kariim"Dia menciptakan langit tanpa tiang sebagaimana kamu melihatnya, dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi agar ia (bumi) tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembangbiakkan segala macam jenis makhluk bergerak yang bernyawa di bumi. Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik."(QS. Luqman 31: Ayat 10)
Pemenuhan ekonomi menjadi alasan yanga selalu digaungkan untuk mengeksploitasi hutan. Padahal bukankah hutan juga menyediakan apa yang kalian butuhkan ? Asal jangan serakah saat memanfaatkannya.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:وَاِ ذْ تَاَ ذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَاَ زِيْدَنَّـكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَا بِيْ لَشَدِيْدٌ
wa iz ta-azzana robbukum la-ing syakartum la-aziidannakum wa la-ing kafartum inna 'azaabii lasyadiid"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat."
(QS. Ibrahim 14: Ayat 7)
"Berhentilah mengeluh" begitu lirik lagu Dengar Alam Bernyanyi, sebuah teguran bagi umat manusia atas apa yang dilakukannya.
Semoga ke depannya tidak hanya Indonesia yang memiliki program pencegahan atau pengurangan deforestasi. Negara-negara lainnya juga akan mengupayakan hal yang sama meski dengan kebijakan yang berbeda.
Mungkin kita yang tidak terjun langsung merawat hutan pun bisa ikut serta dalam mengkampanyekan peduli hutan melalui tulisan atau kesadaran.
Yang paling gampang adalah streaming lagunya di platform seperti youtube ataupun spotify. Karena nantinya royalti yang terkumpul akan digunakan untuk merawat hutan. So.. Perbanyak streaming ya gaes !
Atau dalam ruang lingkup kecil, kita bisa mulai menanam pohon di sekitar rumah, menghemat pemakaian kertas, atau menggunakan produk dengan kemasan yang ramah lingkungan.
Mari bersama-sama menyayangi lingkungan. Supaya lingkungan pun balik menyayangi kita. Seperti lirik lagu di atas "bila kau jaga aku, kujaga kau kembali".
Dirgahayu RI ! Mari selamatkan bumi !
Sumber pustaka :
- 5 Jenis Hutan Produksi Dan Ciri-Ciriny Yang Ada Di Indonesia. Mutuinstitute(dot)com. 23 Maret 2021. 28 Juli 2022. https://mutuinstitute.com/post/jenis-hutan-produksi-dan-ciri-cirinya
- Hutan Primer Dan Hutan Sekunder. RimbaKita(dot)com. 28 Juli 2020. https://rimbakita.com/hutan-primer-dan-hutan-sekunder/
- Hutan Lindung Adalah : Pengertian, Manfaat Dan 10+ Contohnya. Lindungihutan(dot)com. 7 Februari 2022. 28 Juli 2022. https://lindungihutan.com/blog/hutan-lindung-adalah-pengertian-dan-manfaat/
- 5 Langkah Kecil Untuk Membantu Melestarikan Hutan Dari Rumah. Kompas(dot)com. 22 Maret 2022. 28 Juli 2022. https://www.kompas.com/homey/read/2022/03/22/195000676/5-langkah-kecil-untuk-membantu-melestarikan-hutan-dari-rumah
- Laju Deforestasi Indonesia Menurun 75,03%. Ppid(dot)Menlhk(dot)go(dot)id. 3 Maret 2021. 28 Juli 2022. http://ppid.menlhk.go.id/berita/siaran-pers/5848/laju-deforestasi-indonesia-turun-7503
- 2021 Tropical Forest Loss Figures Put Zero Deforestation Goal By 2030 Out Of Reach. Mongabay(dot)com. 28 April 2022. 28 Juli 2022. https://news.mongabay.com/2022/04/2021-tropical-forest-loss-figures-put-zero-deforestation-goal-by-2030-out-of-reach/
0 Comments
Dalam beberapa kasus kolom komentarnya tidak mau terbuka, Mohon maaf atas ketidaknyamanannya.