THE ART OF SILENCE

The art of silence



Blog Seni Indonesia - ewafebriart.com | THE ART OF SILENCE.


Diam sebuah aktivitas yang kelihatan sepele tapi sangat sulit dilakukan. Apalagi bagi orang-orang yang terbiasa ngomong bahkan sembarangan. Diam yang saya maksudkan bukan diam tak bergerak ya ? Tapi diam tak banyak bicara. Dan ternyata banyak banget faedahnya.

THE ART OF SILENCE


Menjadi seorang yang pendiam itu serba salah. Sebagian orang menandai bahwa diamnya seseorang itu karena kesombongan. Sebagian yang lain mengatakan bahwa diamnya seseorang itu karena dia bodoh.

Padahal, dua tuduhan tersebut tak berdasar dan asal-asalan. Ada banyak alasan mengapa manusia itu memilih lebih banyak diam dibandingkan bicara. Karena pada akhirnya diam itu bisa menyelamatkan pula.

Namun penting kita pahami bahwa diam pun ada timingnya. Kapan kita harus menjawab, kapan kita harus memilih diam, keduanya harus kita latih dan dipelajari. Karena akan berdampak sangat berbeda.

Saya pernah menjadi pribadi pendiam. Saya juga pernah menjadi manusia frontal. Saya pernah menjadi manusia nyinyir. Hingga pada akhirnya saya mempelajari untuk menyimbangkannya.

TIME TO BE SILENT


Kapan kita harus menjadi pendiam ?

Banyak moment yang membuat kita lebih baik diam dibandingkan banyak bicara. Itulah mengapa ada slogan yang berbunyi "Diam itu emas". Karena ada beberapa hal yang jawabannya adalah diam. Dan tak perlu diperdebatkan.

DIAM SAAT MARAH


Diam saat marah adalah perbuatan yang menyelamatkanmu dari penyesalan. Berapa kali kita menyesali sesuatu karena hal yang keluar tanpa kontrol diri. 

Saat kita marah, kita cenderung tak mampu mengontrol apapun yang keluar dari mulut kita. Walhasil banyak hal yang terkadang menyakitkan orang lain saat kita ungkapkan.

Oleh karena itu, belajarlah diam saat marah. Dengan begitu kelak kamu tidak akan menyesali apa yang pernah kamu katakan.

DIAM SAAT DIHINA


Dulu saya seringkali diam saat dihina. Namun seiring jalannya waktu, saya merasa bahwa dengan diam saya merasa rapuh. Pada akhirnya ada fase dalam hidup yang membuat saya menjadi frontal.

Apa saja hal yang menurut saya buruk dan dengan sengaja dialamatkan pada saya, tak segan-segan saya menjawabnya dengan bahasa yang sama gak enaknya. Saya tidak lagi perduli apakah yang menyatakan itu tua atau muda.

Masa inilah, ego saya mula terbangun dengan tebal. Mungkin akan lebih cocok jika saat itu ada perumpamaan "senggol bacok" hahaa.. Karena apapun kalimat yang ditujukan pada saya dan menurut saya sangat menyakitkan, saya akan menjawabnya dengan lebih menyakitkan.

Dalam jangka panjang, keadaan ini tidak menjadi baik. Karena pada akhirnya membuat pribadi saya menjadi keras hati. Saya tidak mau menerima nasehat apapun, dan menganggap siapapun yang berseberangan dengan saya adalah musuh.

Semakin hari, dampak dari mindset semakin tidak baik. Walhasil saya menjadi pribadi yang sangat nyinyir dikarenakan memiliki habit suka mengomentari sesuatu. Pun pada akhirnya saya hobi mengomentari hal yang seharusnya tidak perlu.

Kenyinyiran memiliki dampak baru lagi pada diri saya. Pada akhirnya saya mengalami anxiety karena banyaknya feedback yang saya terima dari kenyinyiran itu. Saya tidak memiliki peace of mind karena otak saya selalu bekerja untuk membalas komentar orang-orang. Di sinilah kemudian mengubah saya menjadi toxic people.

Singkat cerita saya mulai merasakan ketidak-damaian dalam hidup saya sendiri. Alhamdulillah Allah SWT mengingatkan saya untuk berhenti dari kebiasaan ini melalui banyak peristiwa yang terjadi.

Dari peristiwa-peristiwa itulah kemudian membuat saya untuk berpikir ulang lagi ketika ingin mengomentari sesuatu. Saya mulai memikirkan dampak dari apa yang utarakan. Sehingga lebih bijaksana dalam berpendapat.

In the end, saya menyadari bahwa mereka yang mampu melewati hal buruk termasuk hinaan dengan tenang dan diam justru bukan menjadi orang lemah. Tapi justru manusia yang kuat. Dia tak perlu membalas setiap hinaan, karena dikuatirkan dia pun justru akan menghina si penghina.

Kekuatannya terletak pada bagaimana dia mampu mengontrol emosinya dan membuatnya menerima hinaan itu dan mengurainya menjadi sesuatu yang tak lagi berharga dan menyakitinya.

DIAM SAAT DIFITNAH



Bukan tanpa alasan Allah SWT menginginkan kita untuk diam saat difitnah. Pada dasarnya apabila kita merespon setiap fitnah dengan pembelaan diri disaat sedang panas-panasnya akan sia-sia. Karena sejatinya, mereka yang meluncurkan fitnahan sudah lebih dahulu mencari encounter untuk menutupi perbuatannya itu.

Berdasarkan pengalaman, semakin kita merespon, semakin akan melebarlah masalah tersebut. Pada akhirnya circle itu akan melebar kemana-mana dan masalah pun akan merembet kemana-mana pula.

Seperti Sayiddah Siti Aisyah ataupun Sayiddah Siti Maryam yang mereka diperintahkan untuk menghadapinya dengan diam oleh Allah SWT, begitulah seharusnya kita meresponnya. Allah akan membukakan jalan bagi kita dan membersihkannya dengan skenario yang lebih baik dibandingkan yang kita rencanakan.

Untuk menghadapi kegelisahan itu, ada baiknya kita mengobatinya dengan bersabar dan sholat (berdoa) karena itulah yang dianjurkan oleh Allah SWT melalui ayat-ayatNya.

DIAM SAAT TIDAK DIMINTA PENDAPAT


Terkadang manusia curhat bukan ingin mencari solusi atau jalan keluar tapi hanya ingin didengarkan. Masalahnya, sebagai pendengar terkadang kita ingin mengutarakan sesuatu pemecahan meskipun tidak diminta oleh si pencurhat.

Hal ini terkadang membuat kita menjadi lelah kita suatu hari si pencurhat akan menceritakan permalasahan yang sama secara berulang-ulang. Nah di sinilah kita harus menyadari bahwa sesungguhnya mereka tidak butuh nasehat kita. Mereka hanya butuh untuk didengarkan saja.

Dengan begitu kita tak perlu mengeluarkan banyak energi untuk meresponnya secara berlebihan. Semakin sering, orang juga akan segan bercerita dengan keluhan yang sama. Hahaha.. Karena toh mereka tak akan mendapatkan respon apa-apa, kecuali didengar saja.

DIAM SAAT DIAJAK BERGHIBAH


Ada moment yang sering terjadi dan kita tak menyadarinya karena sangat halus sekali pengaruhnya. Hahaha.. Berghibah !

Berghibah adalah tindakan memanipulasi otak yang paling sering terjadi dan kita tak menyadarinya. Bukankah terkadang kita bisa ikut terlarut suasana sehingga tingkah laku kita pun pada akhirnya terpengaruh oleh opini si pencurhat.

Misalnya saja si pencurhat menceritakan si A. Nah selama ini kita selalu memiliki pemikiran bagus tentang si A. Namun karena kita terlalu sering mendengarkan curhatan si pencurhat , maka pemikiran kita tentang si A pun ikut berubah. Walhasil kita memiliki label baru tentang si A ini, yang belum tentu benar adanya.

Itulah maka dalam Alquran, Allah selalu mengingatkan bahwa berghibah itu diumpakan seperti makan bangkai saudara kita sendiri. Karena tanpa kita sadari, justru kita mengotori hati dan pikiran dengan hal-hal yang seharusnya tidak perlu.

DIAM SAAT MENGETAHUI BANYAK HAL DAN MENGALAMI HAL-HAL SPIRITUAL


Semakin kita mengetahui banyak hal dan mengalami hal-hal yang sifatnya spiritual, seringkali kita menjadi lebih pendiam. Karena pada akhirnya kita memiliki kesadaran bahwa semakin kita mempelajari sesuatu, semakin banyak yang tidak kita ketahui.

"The art of knowing is knowing nothing" - Rumi

Di point ini, kita akan menyadari bahwa sesungguhnya manusia itu meskipun diberi akal tapi tetap saja bodoh. Karena sebanyak apapun ilmu yang didapat, dia tetap tidak mengetahui banyak hal di dunia ini. Maka, mengapa kau merasa sombong dengan keilmuanmu wahai manusia ? Hihihi..

Pun sebenarnya apa yang saya tulis ini, juga pasti sudah pernah dituliskan oleh orang lain juga. Meski kadang waktu dan tempatnya tak sama. Karena hakekatnya sumber ilmu itu hanya satu. Yaitu Yang Maha Mengetahui Segala Sesuatu, Allah SWT.

DIAM SAAT DIABAIKAN


Seberapa sering kamu merasa ditinggalkan oleh orang-orang terdekatmu ? Kamu diabaikan oleh teman-temanmu, kamu dijauhi oleh lingkunganmu, dan seterusnya.

Dulu saya sempat stress ketika mengalami hal ini ? Kecenderungan saya adalah untuk menyenangkan hati setiap orang. Namun ternyata Allah SWT justru memperlihatkan fakta yang berbeda.

Pada akhirnya saya jadi belajar bahwa moment-moment kita diabaikan oleh manusia sesungguhnya adalah anugerah Allah SWT yang paling luar biasa. Di mana dimoment itu Allah sengaja ingin berdua denganmu. Dia memberikan kesempatan kepada kita untuk mengenal diri kita sendiri lebih dalam dan mengajarkan untuk tidak lagi tergantung pada apapun kecuali Allah SWT.

Kesendirian kita adalah bonus dari Allah supaya kita bisa berkontemplasi maupun intropeksi diri. Mungkin tanpa kita sadari, kita sudah mulai melangkah jauh dari track yang seharusnya. Maka Allah mengingatkan untuk kembali ke jalan yang lurus.

TIME TO SPEAK


The art of silent



Ada moment yang terkadang menjawab itu dibutuhkan meskipun tanpa penjelasan yang panjang. Terutama ketika kita memiliki data sebagai buktinya. Dengan data-data tersebut, kita tak perlu menjadi pengarang bebas karena kita berbicara sesuai dengan fakta. Dan yang jelas kita tak perlu terlibat dalam drama.

KETIKA DIBOHONGI


Saat dibohongi namun kita memiliki data sebagai bukti, akan lebih baik jika kita meresponnya sebagai bentuk klarifikasi. Dengan niatan supaya si pembohong tidak lagi melakukan hal yang sama sehingga mereka terjerumus dalam dosa.

Namun apabila bukti-bukti itu tetap didustakan olehnya maka diam akan menjadi lebih baik. Seorang pembohong biasanya akan terus melakukan kebohongan untuk menutupi kekurangannya. Dan yang perlu kita pahami bahwa sesungguhnya mereka tidak sedang membohongi kita, tapi justru membohongi dirinya sendiri.

Bersimpatilah pada para pembohong karena sesungguhnya mereka berbohong hanya agar butuh diakui menjadi/menutupi sesuatu. Apapun alasan mereka berbohong, pada dasarnya mereka menghindari kebenaran yang mereka ketahui.

Intinya kebohongan itu hanya akan mempengaruhi si pembohong saja. Dan pada akhirnya dia akan terjebak dalam labirin kebohongannya sendiri.

KETIKA DIKONFRONTASI


Akan ada peristiwa dalam hidup kita saat dikonfrontasikan terhadap sesuatu. Yang namanya konfrontasi pasti butuh penjelasan dari kedua belah pihak donk ya. Di sinilah kita bisa menjawab atau menjelaskan secara apa adanya tanpa perlu dibuat-buat. Apalagi menciptakan drama.

Jika konfrontasi tak berjalan dengan normal, atau bahkan melebar kemana-mana, saat itulah kita harus menarik diri supaya tidak makin rumit dan gak jelas arah tujuannya. Yang terpenting, kita sudah memenuhi kewajiban dan hak kita untuk menjawab apa adanya.

KETIKA MEMILIKI SESUATU UNTUK DIBICARAKAN


Jangan berbicara hanya karena ingin berbicara. Tapi berbicaralah karena ada yang dibicarakan. Ketika kita memiliki sesuatu yang dibicarakan, terkadang kita lebih bisa memahami alur pembicaraannya. Karena ada poin-poin yang memang ingin dibicarakan seperti contohnya menulis ini.

Berbeda dengan saat kita berbicara karena alasan "ingin ngomong", maka terkadang apa yang keluar dari diri kita sesuatu yang gak penting amat. Misalnya saja mengomentari sesuatu di kolom komentar. Bukankah terkadang opini kita gak penting.

Semakin kita bisa mengimplementasikan hal tersebut. Hidup kita akan lebih damai. Kita tahun kapan harus mengungkapkan sesuatu, dan kita juga tahun kapan harus diam.

Karena diam adalah alat penyelamatan terbaik dari hal-hal yang kita sesali. Berapa banyak hal yang kita sesali karena kita banyak bicara ? Maka belajarlah lebih banyak diam dan mendengarkan daripada banyak bicara dan mengalami penyesalan.

Berbicaralah ketika bicara itu dibutuhkan dan berdampak kebaikan. Seperti firman Allah SWT, "berbicaralah yang baik atau diam menjadi lebih baik."

DAMPAK DIAM 

Sikap diam itu memiliki banyak dampak. Bahkan kadang dampaknya lebih dahsyat daripada banyak penjelasan. Di antaranya : 

  • Diam bisa menjadi jawaban bagi orang-orang yang seringkali susah diajak bicara. Mereka yang cenderung tidak ingin mendengar, akan lebih afdol kalo kita beri respon dengan cara diam. Toh pada akhirnya penjelasan kalian pun tak akan didengarnya. Maka, kenapa kita harus buang-buang energi untuk meyakinkan. 
  • Diam diperlukan kita menghadapi debat kusir yang tak berkesudahan. Saat berargumentasi seringkali kita mengambil sudut pandang dari arah yang berbeda. Di sinilah terkadang titik temu itu tidak akan pernah ketemu. 
  • Diam dibutuhkan saat menghadapi orang yang tinggi hati ataupun yang sedang cari muka. Kalian akan lelah kalo menghadapi manusia tipe ini. Karena alasan apapun yang masuk akal tak akan mampu memenangkan dalih mereka.
  • Diam menjadi tameng paling dahsyat saat menghadapi orang-orang pembual. Ada orang-orang yang sangat butuh pengakuan dan validasi. Berilah kesempatan kepada mereka, mungkin mereka jarang mendapatkannya.
  • Diam bisa menjadi akses untuk mengurangi anxiety. Kita punya banyak pikiran karena kita terlalu rajin merespon segala hal. 

Pada intinya sikap diam itu membuat kita bisa menyimpan energi dan menyalurkannya pada hal-hal yang penting dalam hidup kita. 

Masalahnya menjadi orang pendiam itu juga banyak gak enaknya. Karena kita harus siap dengan tuduhan-tuduhan yang tak berdasar dari lingkungan sekitar. Bahkan terkadang tuduhan itu sangat menyakitkan. Hahaha.. 

NEGATIVE SIDE


Ada 2 efek saat kita memilih menjadi orang pendiam. Yaitu efek negatif dan positif. Jika di atas kebanyakan uraian saya tentang positifnya diam. Kali ini ada beberapa hal yang berkonotasi negatif tentang si pendiam. 

  • PEMALU/KUPER : orang diam cenderung dianggap pemalu dan tidak gaul. Karena mereka lebih memilih menyendiri dibandingan berkumpul dengan banyak orang. Pun saat berkumpul mereka lebih memilih menjadi pendengar saja.
  • BODOH : Orang diam sering dikonotasikan menjadi orang bodoh hanya karena dia tidak sering mengutarakan pendapatnya pada orang lain. 
  • SOMBONG : orang pendiam cenderung dianggap menjadi orang sombong hanya karena mereka sering memilih untuk tidak terlalu banyak bersosialisasi. 
  • ANEH : orang pendiam sering dianggap aneh karena dia tidak sama seperti orang lain alias berbeda.

Itulah beberapa tuduhan yang sering dialamatkan pada sosok pendiam. Hihihi.. Apakah kalian juga ada dalam list di atas. 

POSITIVE SIDE


Menjadi orang pendiam sesungguhnya memiliki banyak sisi positif yang sering diabaikan dan tidak diketahui oleh orang lain. 

  • OBSERVER : orang pendiam biasanya mengobservasi sekelilingnya. Mereka diam-diam mempelajari banyak hal yang mungkin tidak terpikirkan oleh orang lain. Maka jangan heran kalo ada istilah "diam-diam intel".
  • PENDENGAR YANG BAIK : orang pendiam seringkali menjadi sosok pendengar yang baik. 
  • MUDAH DIPERCAYA : Sosok pendiam biasanya bisa menyimpan banyak rahasia karena mereka tidak banyak berbicara. 
  • BANYAK INFORMASI : anak pendiam biasanya memiliki banyak informasi atau pengetahuan karena mereka seorang pendengar dan observer. 
  • MENGHINDARI KONFLIK : orang pendiam biasanya lebih memilih menghindari konflik daripada terlibat dalam drama. Pada moment tertentu mereka lebih rela dianggap bersalah dan tertuduh asal tidak membuat konflik berkepanjangan. Maka tak jarang hal ini akan membuka tabir kebenarannya di hari kemudian.
  • TIDAK BUTUH PENGAKUAN/VALIDASI : orang diam seringkali tidak butuh pengakuan atau validasi dari orang lain. Mereka hidup apa adanya dan tidak terlalu pusing dengan opini orang lain tentang dirinya. Biasanya mereka tidak meletakkan kebahagiannya berdasarkan apa kata orang. 
  • PRODUKTIF : meskipun kelihatannya diam. Orang pendiam justru kadang fokus pada hal - hal yang bersifat substansif. Mereka tidak mudah terkecoh oleh sesuatu yang terlihat dari luar. Tapi mereka mampu lebih fokus dalam melihat segala hal dan menyelesaikannya. 
  • HIDUP TENANG : pendiam biasanya memiliki tingkat kesabaran yang tinggi dan tidak mudah terjerumus pada hal-hal yang ribet. Apalagi ikut arus orang lain. Oleh karena itu, biasanya hidupnya menjadi lebih tenang karna tidak tergantung pada apapun. 
  • MEMILIKI BANYAK KELEBIHAN : seorang yang pendiam biasanya memiliki banyak kelebihan. Namun karena sikapnya yang diam, biasanya mereka tidak terlalu suka memamerkan kemampuannya. Biasanya mereka memanfaatkan waktunya untuk meningkatkan skill. 

Itulah beberapa hal positif yang bisa kita gali dari seorang yang pendiam. Maka saat kalian menghadapi seorang pendiam berhati-hatilah. Mungkin kalian tidak menyadari bahwa mereka sesungguhnya sedang merekam pembicaraan kalian dalam memori otaknya. Hahahaa..

Begitulah beberapa uraian tentang Diam. Banyak filusuf yang pada akhirnya mengamalkan "diam" dalam hidupnya. Apalagi yang menyangkut tentang hal-hal tertentu. 

Post a Comment

0 Comments