Blog Seni Indonesia - ewafebriart.com | THE ART OF CRITICISM.
Hidup ini tak lepas dari kritik. Entah itu bertujuan membangun ataupun menjatuhkan. Dan waktu ke waktu kritik itu berdatangan entah dari orang lain ataupun diri kita sendiri.
Lantas bagaimana kita menghadapi kritik agar tidak menjadi sumber kehancuran pada diri kita ? Semoga perpektif ini bisa membantu kita untuk bisa menghadapinya.
THE ART OF CRITICISM
Pada masanya, saya adalah orang yang hobi mengkritik namun tidak memberikan solusi apapun. Ya mungkin lebih dikategorikan sebagai manusia nyinyirlah. Suka mengomentari apapun yang pada akhirnya menjadi bumerang bagi dirinya sendiri.
Memberikan kritikan tanpa pondasi yang jelas dan kuat hanya akan membuat kita terlihat mengumbar omong kosong saja.
Akan berbeda kalo kita memberikan kritikan karena kita menguasai betul materi yang sedang dikritik. Kita bisa menemukan poin-poin yang jelas dan jernih.
Kritikan bisa menjadi gerbang menuju keberhasilan atau juga menjadi tambang yang menarikmu ke dalam jurang kehancuran. Tergantung bagaimana kita meresponnya.
Memiliki pikiran kritis itu sangat bagus. Dengan banyak mempertanyakan sesuatu kita akan tergerak untuk menemukan jawabannya. Atau minimal kita menjadi tertarik untuk menguliknya.
Hanya saja kita juga musti tahu kapan akan berhenti melakukannya, jika tidak, justru kitalah yang akan menjadi korban.
PENGERTIAN KRITIK
Kritik adalah sebuah proses mengevaluasi terhadap sesuatu dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman, memperluas apresiasi atau membantu memperbaiki pekerjaan.
Kritik berasal dari bahasa Yunani "kritikos" yang artinya "dapat didiskusikan".
Jika melihat maknanya atau pengertian secara bahasa harusnya kritik menjadi sarana untuk berdiskusi antara si pemberi kritik dan juga yang menerima kritik. Di mana kritikus menyampaikan kelemahan-kelemahan yang mereka temukan dalam karya maupun gagasan tertentu.
Selain menunjukkan kelemahannya, kritikus juga mengungkapkan kelebihannya yang kemudian dibarengi dengan memberi pesan perbaikan sehingga bisa menjembatani pemahaman bagi semua yang terlibat di dalamnya. Namun pada prakteknya, kritik yang beredar tidak seindah penjelasannya.
Pada umumnya kritikan yang berkembang justru cenderung sepihak saja. Misalnya saja, kritikus menginginkan si penerima kritik untuk menerima point of viewnya secara utuh tanpa mempertimbangkan mengapa si penerima kritik "melakukan tindakan tersebut".
Jadi justru terkesan memaksakan kehendaknya tanpa mempertimbangkan sudut pandang yang lainnya. Padahal sejatinya kritikan bertujuan untuk mengungkapkan kelebihan dan kelemahan secara seimbang.
JENIS KRITIKAN
Adapun jenis kritikan dikategorikan dalam 2 aspek. Yaitu kritik berdasarkan penerapannya dan kritik berdasarkan teknik kritikusnya.
Berdasarkan penerapannya, kritikan dikategorikan dalam 3 jenis. Yaitu :
- Kritik Induktif : kritik yang memperhatikan unsur-unsur yang ada di dalam sebuah karya. Kritikus menyampaikan kritikannya melalui unsur-unsur yang ia temukan dalam karya tersebut.
- Kritik Yudisial : kritik yang menganalisa dan menerangkan aspek karya berdasarkan permasalahan, organisasi, teknik, serta gaya penulisannya.
- Kritik Impresonik : kritik menggambarkan sifat khusus dalam sebuah karya serta mengekspresikan tanggapan kritikus yang ditimbulkan secara langsung oleh karya tersebut.
Kritik yang kedua adalah jenisnya berdasarkan cara kerja para kritikus :
- Kritik impresionistik : kritik berupa kesan kesan pribadi secara subjektif terhadap suatu karya. Dalam hal ini selera pribadi kritikus memiliki peranan yang amat penting. Yang menjadi masalah adalah seringkali selera pribadi itu bisa berubah-berubah. Maka dalam hal ini proses pengkritikan tidak memliki ukuran yang pasti.
- Kritik Penghakiman : kritik yang bekerja secara deduksi dengan berpegang teguh ukuran tertentu. Kritik ini berbanding terbalik dengan kritik impresionistik. Di mana dalam kritik ini, kritikus memiliki tolak ukur sebagai pedoman untuk membuat kritikan.
- Kritik teknis : kritik yang bertujuan untuk menunjukkan kelemahan kelemahan tertentu dari sebuah karya agar pembuat karya memperbaikinya kesalahannya di kemudian hari.
Jadi pada dasarnya membuat kritikan ada yang bersifat formal dan nonformal. Kritikan formal biasanya lebih terstruktur dan biasanya di publish dalam kolom tertentu.
Tidak hanya itu, kritikan formal biasanya menyasar pada obyek tertentu dan dipublish di ruang publik. Sehingga siapapun bisa membaca dan menjadi sumber pengetahuan baru. Seperti kritik seni, kritik ilmiah, dll.
Kritik nonformal biasanya menyasar kepada personal. Entah itu perbuatan, sikap, sifat, karakter atau apapun yang terlepas dari bentuk karya. Seperti misalnya gunjingan tetangga. Ini yang berbahaya 😂, karena terkadang banyak yang ditambah-tambahin dan berakhir menjadi fitnah berjamaah. 😂
MANFAAT KRITIK
Adapun manfaat kritikan bagi kita (tak hanya yang memiliki karya) tapi juga sebagai manusia biasa adalah :
- Menjadi tolak ukur untuk mengevaluasi diri. Entah itu sebuah karya, gagasan/ide ataupun pendapat/opini yang telah dikeluarkan.
- Pemicu bagi si penerima kritik untuk mencoba atau mengeksplorasi satu hal yang baru. Entah bertujuan untuk memperbaiki kesalahan sebelumnya atau memang ingin memulai hal baru.
- Seringkali kritikan dijadikan motivasi untuk membuktikan kemampuan diri kita.
- Penyeimbang. Dengan kritik hidup kita akan lebih seimbang. Kita tidak tenggelam dalam lautan pujian.
Bagaimanapun juga kita membutuhkan kritik agar tetap bisa mengeluarkan potensi terbaik dan maksimal dari diri kita sendiri. Karena terkadang kita tidak memahami potensi yang kita miliki kecuali ada sesuatu yang membuat kita terpicu untuk membuktikannya.
DAMPAK NEGATIF
Selain manfaat, kritikan juga bisa mempengaruhi mindset manusia jika tidak dipertimbangkan bagaimana cara meresponnnya dengan baik.
Dalam hal ini amat sangat berpengaruh dalam hidup kita. Jika kita tidak melatih diri dalam hal menerima kritikan, bisa jadi hanya penderitaanlah yang akan kita rasakan.
- Kritikan bisa menjadi racun psikologi apabila kita tidak mampu merespon kritikan tersebut dengan cara yang baik. Pada akhirnya kritikan bisa menjadi sumber anxiety atau overthinking.
- Kritikan yang tidak sehat akan menjadi sumber manipulasi. Apalagi jika kita tak memahami apa kemauan dan keinginan kita dalam hidup ini. Tanpa kita sadari justru kita hidup mengikuti arus kritikan meski sebenarnya tidak sesuai dengan jiwa kita.
- Sebuah kritikan terutama yang berbentuk penghakiman, apabila kita tidak pandai meresponnya akan menjadi sumber mubazirnya energi. Seringkali kita merespon dengan cara-cara yang salah. Misalnya saja, ada sebuah kritikan yang dialamatkan menggunakan status sosial media. Kemudian untuk meng-counternya, kita melakukan hal yang sama, maka bukan titik temu yang bisa kita dapatkan justru malah perang status dan buang-buang energi percuma.
- Mempertebal ego si penerima kritik. Terkadang kritikan membangun dinding ego yang semakin menjulang apabila direspon dengan cara yang tidak tepat/kurang bijaksana.
- Dalam jangka panjang, kita bisa mimicking (mengikuti) menjadi pengkritik juga. Karena tanpa kita sadari saat melakukan perlawanan terhadap kritik dengan cara membela diri, maka kita pun akan berusaha mencari cela si pengkritik. Jika hal ini menjadi habit, maka secara pelan-pelan kita akan bertranformasi menjadi seperti mereka.
Kritik nonformal yang seringkali menjadi racun. Tak hanya mengubah suasana hati saja, bahkan dari banyaknya kasus justru bisa menjadi depresi. Yang parah kritikan ini bahkan bisa membuat penerimanya memutuskan bunuh diri.
Banyak para selebriti yang mengalami ini. Sayangnya kritikan itu justru banyak yang tidak menyasar pada karya-karyanya namun justru serangan terhadap personalnya yang membabi buta.
TIPS MENGHADAPINYA
Dalam menghadapi kritikan kita harus bijak meresponnya. Jangan alergi tetapi juga jangan terlalu mengikuti arus. Maka dalam hal ini penting sekali untuk menyadari dan memahami diri sendiri terlebih dahulu.
Dengan begitu kita bisa memilah kritikan seperti apa yang menurut kita bisa membangun diri kita, dan kritikan seperti apa yang tidak sesuai dengan hidup kita.
- Open minded. Berpikiran terbuka memungkinkan kita untuk belajar hal baru. Meskipun terkadang kritikan itu sangat menyakitkan namun terkadang dalam kritikan tersebut ada hal bisa kita terapkan sebagai tambahan kazanah kehidupan.
- Muhasabah. Intropeksi diri menjadi kunci pengembangan diri. Setelah kita menerima kritikan tersebut, cobalah untuk bisa mengoreksi diri. Apakah kritikan tersebut bisa memberikan motivasi untuk kita berkembang atau tidak. Jika tidak cocok dengan sudut pandang kita, ya sudah ditinggalkan saja. Karena terkadang hidup berdasarkan cara orang lain atau dalam hal ini ingin menyenangkan orang lain dengan mengimplementasikan kritikan tersebut, sementara jiwa kita tak cocok, maka penderitaanlah yang akan kita hadapi.
- Selektif. Tak ada salahnya kita memilih mana bentuk kritikan yang bisa kita terapkan, mana kritikan yang tidak perlu kita pikirkan. Semakin kita sering melatih diri untuk selektif terhadap kritikan, semakin besar potensi kita bisa berkembang.
- Diam. Diam pun kadang menjadi bentuk perlawanan. Setidaknya melawan diri kita sendiri dari rasa marah. Seringkali kita menjadi marah dan melakukan atau mengucapkan sesuatu yang suatu hari nanti akan kita sesali. Maka diam menjadi senjata untuk memenangkan control diri. Dan terangkanlah jika sudah dalam keadaan tenang. Sehingga kita bisa melihat segala sesuatu dalam sudut pandang yang lebih luas.
- Berserah diri (tawakkal) dan ikhlas dalam hal apa saja. Selama kita sudah melakukan yang terbaik. Sudah semaksimal mungkin sesuai kemampuan kita, namun masih saja menerima kritikan, maka sudah saatnya kita berserah diri kepada Gusti Yang Maha Tinggi. Karena hanya Dialah yang mampu menolong kita.
- Tempatkan kritikan sebagai bentuk pengetahuan baru. Dengan memposisikan kritik sebagai pengetahuan, maka kita bisa lebih menerimanya dengan lapang dada.
- Memahami diri sendiri. Mengenali diri kita menjadi filter paling kuat dalam hal menerima kritikan. Ketika kita sudah mengenali diri sendiri, kita akan lebih mudah menyaring mana kritikan yang perlu dipertimbangkan dan mana kritikan yang tidak perlu kita pikirkan.
Ingatlah bahwa ada orang-orang yang selalu pro dan kontra terhadap apa yang kamu lakukan. Ada mereka yang selalu mendukung langkahmu, ada juga mereka yang insecure dengan apa yang kamu lakukan, kemudian ingin membuatmu jatuh.
Dan jangan lupa, kita pun juga memiliki kualitas yang sama seperti mereka. Terkadang jika ada sesuatu yang tidak sesuai dengan sudut pandang ataupun selera kita, maka kita pun akan mengkritik mereka.
"Dalam dunia ini selalu ada mode vice versa. Jika kita melakukan A pada orang lain, kita juga akan mendapatkan A dari orang lain."
Apapun niatan mereka, kritikan tak akan bisa terlepas dari hidup kita. Dari masalah sederhana hingga yang komplek sekalipun. Yang pasti apa yang telah Allah tetapkan untukmu tidak akan ada yang bisa menghancurkannya kecuali atas izinNya jua.
Tuhan menghadirkan kritikan terhadap kita melalui makhluk-makhlukNya sebagai bentuk rasa kasih sayangNya agar kita bisa berkembang ke arah lebih baik. Paling tidak kritikan itu membuat kita jadi semakin dekat kepadaNya. Dan membuat kita tidak tergantung pada makhlukNya.
Bisa dibayangkan jika kita hidup mengandalkan pujian orang lain saja. Jika kita tak mendapatkannya lagi, maka kita akan memilih untuk mati, karena merasa hidup ini sudah tidak lagi ada gunanya.
Atau justru dengan banyaknya pujian membuat kita menjadi terlena hingga kita menjadi jiwa-jiwa yang tersesat di dunia ini tanpa mengetahui dengan jelas mengapa kita dikirim ke dunia ini.
Kritikan menjadi bentuk ujian yang di dalamnya penuh hikmah kebijaksanaan. Ada banyak pelajaran hidup apabila kita open minded dan bisa menerimanya sebagai bentuk nasehat.
Dengan kritikan hidup kita juga lebih seimbang dan dinamis. Sehingga kita tidak karam dalam pujian dan tidak terombang-ambing dalam kehampaan.
Dan apabila kritikan itu tidak sesuai dengan jalan hidupmu, maka tinggalkanlah dan tetaplah melakukan kebaikan-kebaikan dalam hidup sesuai yang kau inginkan.
MEMBUAT KRITIKAN
Selain menerima, tentu kita juga tanpa sadar sering melakukannya ya ? Nah, sebenarnya bagaimana sih membuat kritik yang baik ?
Sejujurnya catatan ini juga menjadi sumber pelajaran buat saya. Jika bukan karena membuat tulisan ini, saya tidak akan belajar tentang bagaimana mengkritik. Ya.. Tanpa saya sadari selama ini saya mengkritik dengan cara yang salah.
Beberapa hal yang perlu kita perhatikan saat memberi kritikan. Walaupun terlihat sepele namun faktor-faktor ini cukup berpengaruh juga.
Adapun faktor tersebut adalah berikut ini :
- Berikanlah kritikan pada waktu yang tepat. Semisal saat diminta, atau memang momentnya sangat pas.
- Usahakan jangan memberikannya di hadapan banyak orang. Lakukan secara private.
- Berikan kritikan dengan mengungkapkan kelebihannya terlebib dahulu, sisipkan kritikan sebagai bagian yang harus diperbaiki.
- Berikan opsi solusi sebagai penutup. Sehingga tidak hanya mencari celanya saja, tetapi juga memberikan solusi.
Itulah beberapa hal menarik tentang kritikan. Hal yang terkadang membuat kita alergi saat mendengarnya namun di saat bersamaan bisa mengangkat potensi dalam diri kita.
Daftar Pustaka :
- Pengertian Kritik, Ciri-ciri, Struktur, Kaidah Jenis, Cara Penulisan, Dan Contohnya. bola(dot)com, 24 November 2021. 20 September 2022. https://www.bola.com/ragam/read/4718556/pengertian-kritik-ciri-ciri-struktur-kaidah-jenis-cara-penulisan-dan-contohnya
0 Comments
Dalam beberapa kasus kolom komentarnya tidak mau terbuka, Mohon maaf atas ketidaknyamanannya.