DUTCH POUR

Dutch Pour



Blog Seni Indonesia - ewafebriart.com | DUTCH POUR


Belakangan ini seni abstrak sedang marak digandrungi oleh masyarakat. Terutama teknik pembuatan seperti pouring medium. Selain karena mudah dipelajari oleh semua kalangan, hasil warnanya yang spontan juga sangat indah untuk dinikmati.

DUTCH POUR


Teknik Pouring ada beberapa jenis. Salah satunya adalah Dutch Pour. Nah apa sih teknik Dutch Pour ini, dan apa yang membedakan dengan teknik pouring medium yang seperti biasa dilakukan ? Kita coba kulik yuk !

Sebelum kita menuju pada teknik pembuatannya, kita bahas dulu definisinya yuk.

APA SIH TEKNIK DUTCH POUR ?


Dutch Pour adalah teknik pouring yang memanfaatkan tekanan udara untuk menghasilkan corak warna pada hasil akhir yang memukau. Jika pouring medium lebih menitikberatkan pada medium (solvent) yang digunakan, pada teknik dutch pour lebih menitikberatkan pada pembuatannya.


PERBEDAAN DAN PERSAMAAN TEKNIK POURING MEDIUM DAN DUTCH POUR



Persamaan teknik pouring medium dan dutch pour adalah sama-sama menghasilkan warna dan corak/pattern yang spontan. Dan disitulah letak keindahannya. Corak warna yang dihasilkan tidak bisa diatur dengan  rapi seperti halnya kita melukis dengan kuas.

Selain itu keduanya membutuhkan solvent atau medium tambahan di samping cat acrylic itu sendiri. Karena dalam kedua teknik ini dibutuhkan catnya yang lebih liquid (cair) dibandingkan cat acrylic yang umum kita jumpai.

Sementara perbedaan yang menonjol dari keduanya adalah :

  • Pada teknik pouring medium, hasil corak kebanyakan berbentuk seperti bubbles atau bulat-bulat tak beraturan.
  • Pada teknik dutch pour, corak yang dihasilkan seperti gelombang.
  • Pada teknik pouring medium, warna dan corak yang yang dihasilkan cenderung solid atau opaque.
  • Pada teknik Dutch Pour, hasil atau corak yang dihasilkan lebih memiliki varian/gradasi. Di mana di beberapa bagian bisa kita temukan warna dengan transparansi tertentu, sementara bagian lainnya akan kita jumpai warna yang lebih solid tergantung tekanan udara yang mengenai saat proses pembuatannya. Selain itu, lebih banyak terdapat tepian tegas (edges) yang berbentuk menyerupai gelombang.


Jika diperhatikan dengan seksama, hasil teknik dutch pour menyerupai efek pada watercolor atau alcohol ink.

Ngomong-ngomong, apakah dalam satu lukisan bisa menggunakan 2 teknik ini secara bersamaan ? Owh, ya tentu saja bisa. Karena pada dasarnya Dutch Pour itu ya termasuk teknik pouring itu sendiri. Hehehe.. 


MATERIAL YANG DIBUTUHKAN



Untuk memulai membuat teknik Dutch Pour, beberapa material yang dibutuhkan adalah :

  • Kanvas
  • Beberapa warna cat acrylic
  • Medium (bisa berupa air atau acrylic medium yang membuatnya lebih cair/liquid)
  • Alat bantu yang menghasilkan tekanan udara seperti hairdryer atau sedotan yang nantinya bisa kita tiup. Hihihi..
  • Gelas atau wadah yang digunakan untuk mencampur warna acrylicnya.


Salah satu yang membuat Dutch Pour lebih mudah dilakukan dibandingkan Pouring Medium adalah mediumnya. Pada teknik ini, kita bisa memanfaatkan air saja karena hanya dibutuhkan untuk membuat cat acrylic agar lebih cair.

Sementara pada teknik Pouring Medium kita membutuhkan medium khusus untuk menciptakan corak yang bubble dan untuk mengikat pigmen warna supaya tidak mudah tercampur dengan warna lainnya.

TEKNIK PEMBUATANNYA


Secara umum hampir sama seperti saat membuat Pouring Medium. Hanya saja kita membutuhkan alat bantu seperti Hairdryer ataupun sedotan.

Namun sebelum diberi tekanan udara (tiupan), buatlah cat acrylicnya lebih cair (sesuai dengan kebutuhan) Jangan terlalu encer tapi juga jangan terlalu kental. Cobalah dengan perbandingan (berlaku per warna) 1 cup cat acrylic : ¼ air.

Tapi ingat, saat mencampur warna-warna pastikan cat dalam kondisi sudah cair ya ? Karena jika penambahan air yang dilakukan setelah pencampuran cat dikuatirkan, warna-warna tersebut bakalan bercampur di wadahnya dan menghasilkan warna keruh. Hihi..

Jika warna sudah dituangkan di atas kanvas, gunakan hairdryer atau sedotan untuk menciptakan efek gelombangnya.

Tunggu warna mengering, tambahkan beberapa finishing jika dibutuhkan, pajang deh. Hehehe..

Sejujurnya, saya pribadi belum pernah mencoba teknik dutch pour pada acrylic. Tapi saya pernah menggunakan teknik ini untuk watercolor. Hehehe..

Secara teknik sama saja sebenarnya yang membedakan teknik tiupannya aja. Hahaha.. Kalo pake acrylic mungkin agak lebih ngoyo niupnya. Hihihi..

Buat kalian yang ingin tahu hasil kerennya Dutch Pour seperti apa, bisa kunjungi Instagram Kauri Studio. Hasilnya kece-kece banget. 




Gimana, mau coba ? Hehee.. Yuk ah coba ! Siapa tahu hasilnya sekece karya-karya kauri studio. 

Post a Comment

0 Comments