THE ART OF SELF CONTROLLING

THE ART OF SELF CONTROLLING



Blog Seni Indonesia - ewafebriart.com | THE ART OF SELF CONTROLLING.

Self Control adalah usaha untuk mengendalikan emosi yang dimiliki oleh setiap individu. Dalam hal ini berhubungan dengan hal negatif maupun positif yang dihadapi. Penguasaan self control akan membangun hidup yang lebih tenang dan damai. Lantas apa saja hal yang perlu diperhatikan dalam self control ?

THE ART OF SELF CONTROLLING


Manusia memiliki banyak emosi dalam dirinya. Ada bahagia, senang, sedih, susah, puas, kecewa dan lainnya. Masing-masing emosi memiliki pasangannya sendiri-sendiri. Jika salah satu porsi melebihi porsi lainnya maka hidup yang dijalani akan timpang sebelah. Secara otomatis manusia akan didominasi oleh emosi yang tak bisa dikendalikannya.

Sebagai contoh, amarah. Jika manusia tak mampu mengontrol amarahnya, maka karakter yang ia miliki adalah manusia temperamen. Setiap hal yang ia hadapi terutama yang tak memuaskannya akan direspon dengan amarah. Energi yang ia keluarkan di dunia ini akan berdampak negatif, bukan hanya untuk dirinya tapi juga lingkungannya.

EMOSI


Emosi adalah reaksi manusia terhadap suatu peristiwa atau situasi tertentu. Hal ini berhubungan dengan aktivitas berpikir (kognitif) seseorang. Hal mendasar yang mempengaruhi cara berpikir adalah bagaimana membangun persepsi terhadap suatu perkara.

Emosi menjadi yang sangat penting karena bersifat afektif yang pada akhirnya akan menentukan bagaimana manusia bertindak atau merespon pada suatu hal. Jika emosi tidak dikelola dengan baik, maka yang terjadi adalah kehidupan yang kacau balau. Oleh sebab itu, dibutuhkan ketrampilan dalam mengendalikan diri atau Self Control.

Dalam self control hal yang paling penting untuk diperhatikan adalah emosi. Emosi ini dalam jangka panjang akan mempengaruhi perbuatan manusia. Jika emosi negatif dibiarkan berkembang dan tidak diimbangi dengan emosi positif, maka perilaku manusia nantinya akan mengarah pada hal yang negatif pula.

Dalam ranah agama terutam dalam Islam tentu kita tidak asing dengan bahwasannya segala tindakan bermuara dari qolbu. Jika Qolbu kita berpenyakit, maka perilaku kita dalam kehidupan pun akan mencerminkannya. Namun jika Qolbu kita sehat, maka kehidupan kita dalam dunia ini juga sehat.

Secara garis besar emosi bisa dibagi menjadi dua golongan. Yaitu emosi negatif dan positif. Meskipun pengelompokan ini berada di area negatif, bukan berarti emosi tersebut tidak memiliki manfaat sama sekali. Pengelompokan ini hanya dimaksudkan untuk memudahkan dalam memahami emosi yang kita miliki saja.

Secara fungsional entah itu emosi negatif maupun positif tetap memiliki peranan masing-masing dan bermanfaat apabila masing-masing porsi yang kita miliki pas dengan apa yang dibutuhkan. Ingatlah bahwa segala sesuatu yang berlebihan itu tidaklah menyehatkan. Pun emosi juga demikian.

EMOSI POSITIF


Emosi positif adalah emosi yang timbul akibat rangsangan yang bersifat positif. Gampangnya kita merasakan vibe yang positif. Misalnya saja rasa bahagia, rasa puas, rasa penuh cinta, rasa syukur, rasa tenang, rasa damai, rasa berkecukupan. Segala sesuatu yang membuat kita tidak merasa menderita.

EMOSI NEGATIF


Emosi negatif adalah emosi yang membuat kita berada pada stage yang lebih rendah dari normal. Emosi ini membuat kita merasa cenderung dirugikan, terutama oleh lingkungan. Padahal sejatinya kitalah pengendali emosi kita sendiri.

Emosi negatif contohnya : rasa sedih, putus asa, marah, kecewa, takut, gelisah, bersalah, iri, dengki, dll. Emosi negatif bisa membuat kita merasa hampa (kosong), frustasi, dan kesepian.

KECERDASAN EMOSI


Pengendalian diri atau self control sangat dipengaruhi oleh kecerdasan emosi atau emotional intelligence. Mereka yang cerdas secara emosi mampu mengendalikan emosinya sesuai dengan yang diinginkannya. Dalam hal ini biasanya tindakan yang ia lakukan berdasarkan emosi yang ia miliki tidak berujung merugikan dirinya ataupun orang lain.

Mungkin kita sering mendengar istilah kecerdasan emosi. Apa sih sebenarnya ?

Kecerdasan bisa didefinisikan menurut beberapa tokoh. Tokoh pertama yang memberikan istilah dan mengembangkannya adalah seorang psikolog dari Harvard University, Peter Salovey dan John Mayer dari University Of New Hampshire di tahun 1990. Menurut Salovey dan Mayer, kecerdasan emosi adalah :

“Bagian dari kecerdasan sosial yang memiliki kemampuan untuk mamantau perasaan sosial maupun perasaan orang lain, memilahnya dan kemudian menggunakan informasi tersebut untuk membimbing pikiran dan tindakannya.”

Pernyataan ini kemudian ditindaklanjuti oleh Daniel Goleman pada tahun 1995 yang mendefinisikan kecerdasan emosi sebagai berikut :

“ Kemampuan seseorang dalam mengatur kehidupan emosinya dengan intelegensi agar terjadi keselarasan emosi dan pengungkapannya melalui ketrampilan dalam mengelola emosinya, memiliki kesadaran diri, mampu berempati, memiliki motivasi diri dan mampu membina hubungan dengan sosialnya.”

Sebagai informasi tambahan, manusia itu memiliki tiga kecerdasan utama dalam dirinya. Kecerdasan intelektual, keceedasan emosi, dan kecerdasan spiritual. Namun jika dikategorikan secara spesifik, kurang lebih ada sekitar 9 kecerdasan yang dimiliki oleh manusia atau istilahnya adalah kecerdasan majemuk. Di antaranya :

  • Naturalist Intelligence
  • Musical Intelligence
  • Logical-mathematical Intelligence
  • Existential Intelligence
  • Interpersonal Intelligence
  • Bodily-Kinesthetic Intelligence
  • Linguistic Intelligence
  • Intra-personal Intelligence
  • Visual/spatial Intelligence

Nah, masalahnya sekarang kita tidak akan membahas satu persatu dari jenis kecerdasan di atas. Tapi saya akan membahas tentang kecerdasan emosi saja, karena memiliki pengaruh yang kuat dalam pengendalian diri atau self control. InshaAllah kalo Allah memberikan kesempatan lebih, kita juga akan mengulik yang lainnya. Hehehe..

Ada lima kemampuan dasar manusia dalam membangun kecerdasan emosinya, yaitu :

  • Mengenali emosi diri (kesadaran diri). Ia mampu mengenali apa yang dirasakannya. Entah itu amarah, rasa sedih, bahagia, putus asa, atau rasa emosi lainnya. Dia dengan sadar memahami apa yang terjadi dalam dirinya. Meskipun terlihat sepele, namun kenyataanya tak banyak orang yang mampu mengenali emosinya sendiri. Kemampuan dalam mengenali emosi nantinya akan bermanfaat dalam pengendalian diri atau self control.
  • Mengelola Emosi. Jika kita sudah memahami dan sadar atas emosi yang kita rasakan, peranan mendasar selanjutnya adalah mampu mengelola emosi tersebut dengan porsi yang pas. Misalnya saja emosi kesedihan tidak membuat orang menjadi putus asa. Dia menyadari bahwa dirinya sedih atau kecewa atas suatu hal namun hal itu tak membuatnya menjadi orang yang putus asa.
  • Memotivasi Diri. Jika beberapa bulan yang lalu saya pernah membuat tulisan tentang demotivasi, kini hal tersebut mulai berubah. Dulu saya selalu mencari motivasi dari luar diri. Kini saya menyadari bahwa apapun yang terjadi dalam hidup ini, saat kita ingin melakukan segala sesuatu, berusahalah untuk memotivasi diri sendiri. Jangan tergantung pada motivasi di luar diri kita. Apa motivasi dari luar diri kita ? Misalnya saja uang, jabatan, pujian orang atau apapun di luar diri. Karena saat kita kehilangan motivasi tersebut, maka kita akan mudah berputus asa. Contoh motivasi dalam diri yang paling dominan adalah “lillahi ta’ala”.
  • Memahami Orang Lain. Kemampuan untuk memahami perasaan orang lain atau berempati menjadi kunci sukses dalam bersosial. Jika kita mampu memahami orang lain, minimal kita bisa menghindari konflik. Terkadang mendengarkan saja sudah cukup dalam berinteraksi dengan orang lain. Kita tak perlu mengemukakn pendapat terutama jika tidak diminta. Kebiasaan kita mengungkapkan pendapat yang tidak diinginkan orang lain bisa memicu konflik.
  • Menjalin Hubungan Sosial. Sebagai makhluk sosial tentu sering atau tidak kita akan bersinggungan dengan orang lain. Itu artinya kita mampu berkomunikasi dengan porsi yang pas. Porsi hubungan yang berlebihan seringkaIi berakhir dengan perselisihan. Misalnya saja kita tidak memahami batasan dalam ikut campur urusan orang lain. Kita tidak mengetahui batas privacy orang lain. Hal ini jika dibiarkan akan menimbulkan drama yang tak berkesudahan. Apalagi jika berhubungan dengan kehidupan bertetangga. Harus berhati-hati masalah ini. Salah melangkah membuat kita berada dalam lingkaran fitnah.

INDIKASI KECERDASAN TINGGI DAN RENDAH


Kecerdasan intelektual bukan satu-satunya tolak ukur manusia dalam perkembangan dirinya menjadi manusia seutuhnya. Ada kecerdasan emosi yang menurut Daniel Goleman justru lebih berkontribusi dalam kesuksesan seseorang. Adapun beberapa indikator kecerdasan emosi adalah sebagai berikut :

KECERDASAN EMOSI RENDAH

  • Bertindak mengikuti perasaannya. Perasaannya memonopoli tindakannya.
  • Pemarah (temperamen), agresif dan tidak sabaran.
  • Memiliki tujuan hidup yang tidak jelas, karena dia tak mengenali dirinya sendiri.
  • Kurang peka terhadap emosinya sendiri apalagi perasaan orang lain.
  • Mudah terpengaruh oleh perasaan negatif, sehingga mudah merasa frustasi atau jengkel.
  • Memiliki konsep diri yang negatif.
  • Tidak mampu memotivasi dirinya sendiri sehingga butuh validasi orang lain .
  • Menyelesaikan konflik dengan kekerasan atau drama queen.
  • Tidak mampu berkomunikasi dengan baik, sehingga kata-katanya seringkali menyakiti orang lain tanpa dia sadari.
  • Sulit menerima nasehat, karena memiliki ego yang tinggi.
  • Tidak open minded.
  • Sering melimpahkan kesalahan kepada orang lain, daripada bertanggung jawab atas dirinya sendiri.
  • Lebih sering menghakimi orang lain daripada menganalisa atau berpikir tentang perasaan orang lain. Mudah mengkritik, menyerang, menginterupsi dan melabali orang lain.
  • Mudah tersinggung dan insecure.
  • Takut perubahan.
  • Denial. Sering berbohong atas apa yang dirasakannya.
  • Merasa puas ketika bisa menghina atau mengalahkan orang lain. Pedendam.

KECERDASAN EMOSI TINGGI

  • Open minded.
  • Peka terhadap perasaan orang lain. Memiliki empati tinggi.
  • Mampu mengendalikan amarah.
  • Tidak agresif dan memiliki kesabaran.
  • Optimis.
  • Memiliki konsep diri yang positif.
  • Bertanggung jawab terhadap perbuatannya sendiri.
  • Tidak suka menghakimi orang lain.
  • Mampu membaca isyarat atau tanda non verbal.
  • Tidak didominasi oleh perasaannya.
  • Tidak mudah putus asa.
  • Menyelesaikan konflik sosial dengan cara damai. Tidak suka berdrama.
  • Menyadari dan memahami emosinya sendiri. Berani bilang tidak.
  • Mampu memotivasi dirinya sendiri (melakukan segala sesuatu karena dirinya bukan orang lain).
  • Mampu berintropeksi diri (muhasabah).
  • Mampu berkontemplasi.
  • Tidak mudah tersinggung.
  • Sangat terbuka dengan perubahan.
  • Mampu beradaptasi dan bertahan dalam kegagalan.
  • Mampu bersyukur.
  • Mampu membaca situasi (observer).
  • Memiliki ketahanan emosi. Kuat secara emosi.
  • Tidak pedendam.

PENGENDALIAN DIRI


THE ART OF SELF CONTROL



Mengendalikan diri sangat erat hubungannya dengan kecerdasan emosi. Mereka yang mampu mengendalikan dirinya karena memiliki tingkat kecerdasan tinggi atau sebaliknya. Dia yang cerdas secara emosi karena seringkali melatih dirinya untuk mengendalikan diri.

Pengendalian diri mampu mencegah manusia untuk melakukan sesuatu yang bersifat merugikan dirinya ataupun orang lain. Dia lebih sering berupaya menghindari tindakan kriminal sehingga tidak berpotensi membahayakan dirinya sendiri atau orang lain. Orang yang mampu mengendalikan dirinya biasanya rela berkorban untuk orang lain. Tidak butuh validasi dan termotivasi karena dirinya sendiri.

Para pengendali diri biasanya menyadari bahwa ada beberapa hal yang tidak berada dalam radar pengendaliannya. Seperti misalnya respon atau feedback orang lain, situasi yang melibatkan orang lain, faktor-faktor yang berada di luar dirinya. Dengan menyadari hal ini dia lebih bisa bertindak hati-hati.

Seorang yang mampu mengendalikan dirinya biasanya lebih memprioritaskan apa yang bisa dikendalikannya daripada berusaha mengubah keadaan di luar dirinya. Misalnya saja menarik diri ketika berada di situasi yang chaos oleh ulah orang lain. Menghindari situasi drama dengan cara yang damai. Dan belajar bangkit meski berulangkali jatuh. Belajar bersyukur terhadap apa yang telah dimiliki. Dan tetap berusaha produktif dengan apa yang mampu dia lakukan.

Mampu mengoptimalkan apa yang sanggup dia lakukan dibandingkan mendapatkan hal baru atau mengubahnya. Jika mereka menemukan jalan buntu, mereka lebih memilih mencari solusi dibandingkan mengeluh sana-sini.

JENIS SELF CONTROLLING


Menurut Averill (1973) terdapat tiga jenis self control, yaitu :

  • Behavioral Control merupakan kemampuan individu dalam mengendalikan atau mengontrol diri sendiri terhadap sesuatu atau segala peristiwa yang tidak menyenangkan. Dalam Behavioral control ada dua hal yang dikendalikan yaitu : kemampuan untuk mengatur perubahan perilaku dan kemampuan untuk mengatur praktik atau pelaksanaannya.
  • Cognitif Control yaitu kemampuan individu dalam mengendalikan diri dalam mengolah informasi yang tak diharapkan dengan cara menafsirkan dan memberikan value (nilai). Dalam Cognitif Control hal yang diperhatikan adalah mendapatkan informasi atau data dan melakukan evaluasi berdasarkan informasi tersebut dan memberikan nilai.
  • Decision Control yaitu kemampuan individu dalam mengatur atau mnengendalikan diri untuk menetapkan atau memutuskan suatu langkah berdasarkan hal yang diyakininya. Decision Control berkontribusi pada penentuan pilihan yang dimiliki oleh individu.

MANFAAT SELF CONTROLING


Ketrampilan dalam pengendalian diri bisa membantu kita dalam melakukan tindakan di kehidupan sehari-hari. Karena kita sudah mempertimbangkan segala tindakan yang akan kita lakukan entah itu akan berdampak positif ataupun negatif. Setidaknya dengan kemampuan kita mengendalikan diri kita bisa terhindar dari banyak situasi yang tidak menguntungkan atau sia-sia belaka.

Adapun beberapa manfaat yang bisa kita dapatkan dari kemampuan mengendalikan diri adalah sebagai berikut :

  • Mampu menghadapi segala keadaan. Entah itu baik atau buruk, karena tidak mudah putus asa.
  • Mampu memprioritaskan sesuatu. Mana yang penting untuk dilakukan terlebih dahulu, mana yang dikerjakan kemudian, dan mana yang harus diabaikan.
  • Memiliki inisiatif dan motivasi untuk diri sendiri. Kemampuan dalam mengendalikan diri melatih kita untuk tidak tergantung pada hal di luar diri kita.
  • Membantu dalam pengambilan keputusan. Bisa melihat dengan jelas pada yang lebih baik, mana yang lebih buruk karena kemampuan dalam menganalisa sebelum melakukan tindakan.
  • Memiliki tujuan dan arah yang jelas. Dalam melakukan segala sesuatu, sesorang yang mampu mengendalikan dirinya bisa memiliki tujuan yang jelas.
  • Hidup lebih bermakna, karena setiap keputusan dan tindakan dalam hidupnya dipikirkan secara seksama.
  • Lebih mudah meraih target yang diinginkan karena paham apa yang diinginkankannya.
  • Mampu mengendalikan emosinya dan tidak mudah dikendalikan oleh emosinya.
  • Mampu mengkonversi emosi yang negatif menuju emosi yang positif.
  • Menjadi pribadi yang lebih kuat dan mutmainah karena ketenangannya dalam menghadapi segala keadaan.
  • Menjadi pribadi yang disiplin, karena pengendalian diri membutuhkan sikap yang disiplin terhadap dirinya sendiri.
  • Mampu memahami orang lain dan menempatkan dirinya dalam berbagai perspektif.
  • Mampu bertanggung jawab atas tindakannya sendiri. Tidak mudah menyalahkan orang lain, dan mudah beradaptasi saat menghadapi perubahan.
  • Mudah bersyukur terhadap segala sesuatu yang ada dalam hidupnya.
  • Memiliki pijakan yang kuat karena sangat memahami dirinya sendiri.
  • Mudah berkomunikasi dengan orang lain.
  • Tidak mudah menyesali kegagalan karena sesuatu telah berada dalam pertimbangannya.
  • Open minded dan menerima pelajaran dari segala sumber. Entah itu dari pengalaman, keadaan maupun individu lainnya
  • Tidak mudah putus asa dan berusaha mencari solusi yang tepat untuk setiap permasalahannya.
  • Mampu mengenali bentuk drama dan berusaha keluar darinya.
  • Memiliki karakter diri yang kuat karena tidak mudah terkecoh oleh orang lain.

Itulah beberapa manfaat yang bisa kita dapatkan dari self control. Hidup kita lebih terkendali karena kita bisa memberikan reaksi atau respon yang tepat terhadap setiap persoalan. Kita bisa lebih bijaksana dalam menentukan sikap dalam hidup. Kita bisa lebih tenang dan damai meskipun berada dalam situasi yang chaos sekalipun.

Daftar Pustaka :

  • Pengertian Kecerdasan Emosional Dan Cara Meningkatkannya. Gramedia(dot)com. 22 Juli 2022. 07 Oktober 2022. https://www.gramedia.com/best-seller/kecerdasan-emosional/
  • Apa itu Self Control Dan Manfaat Self Control. Gramedia(dot)com. 25 Agustus 2021. 07 Oktober 2022. https://www.gramedia.com/best-seller/self-control/


Post a Comment

0 Comments