Blog Seni Indonesia - ewafebriart.com | Cobalt Blue Pigment : Sejarah, Karakteristik dan Penggunaan
Setelah kemarin kita membahas tentang pigmen warna titanium dan cadmium, kali ini kita nyebrang ke warna-warna dingin, yakni membahas tentang Cobalt. Nama Cobalt identik dengan warna biru dan hijau, nah seperti apa sih sejarah, karakter dan penggunaannya ? Baca sampai habis ya ?
Cobalt Blue Pigment : Sejarah, Karakteristik dan Penggunaan
Mohon maaf ya pembaca, karena postingan di Blog ini sempat tersendat. Maklum admin, baru boyongan lagi, hihi ! Nah, saat ini sudah mulai punya rutinitas di tempat baru lagi, jadi semoga ke depannya jadi rajin posting lagi. Yuk kita bahas tentang Cobalt Yuk !
Sejarah Pigmen Cobalt Blue
Pigmen Cobalt adalah jenis pigmen yang sudah digunakan sejak zaman kuno, terutama digunakan sebagai pewarna perhiasan, cat serta seni kaca (mozaik). Awalnya warna cobalt blue dikenal karena kehadiran warna bismuth [Wikipedia, Kobalt] i, namun penelitian lebih lanjut menemukan bahwa unsur cobaltlah yang justru menciptakan warna biru bukan bismuth.
Pada tahun 1735, pigmen ini pertama kali diisolasi oleh Georg Brandt, peristiwa ini menjadi salah satu penemuan terpenting dan pertama kali dari sebuah logam sejak zaman kuno. Sebenarnya pigmen cobalt dalam bentuk murni sudah digunakan oleh Tiongkok untuk membuat porselin mereka.
Namun pigmen berbasis alumina murni secara independen baru ditemukan oleh Louis Jacques Thenard pada tahun 1802. Baru kemudian di tahun 1807 pigmen ini diproduksi secara masal di Perancis. Sejak saat itulah, jenis pigmen ini menjadi populer dan digunakan oleh banyak seniman yang diaplikasikan melalui berbagai macam media.
Bagian terbesar pigmen cobalt diproduksi di wilayah Copperbelt yang meliputi Republik Demokratik Congo serta Zambia. Menurut Natural Resources Canada, pada tahun 2016 produksi Cobalt sudah mencapai 116.000 ton. [Wikipedia, Kobalt]
Pemakaian pertama kali dengan nama Cobalt Blue, justru digunakan pada tahun 1777. Sementara untuk pabrik pertama kali di dunia, baru didirikan pada abad ke 19 oleh perusahaan Norwegia milik Benyamin Wegner. Sedangkan negara Jerman juga menjadi produsen Cobalt Blue dengan nama warna biru Blaufarbenwerke di wilayah pengunungan Ore, Saxony.
Proses Pembuatan Pigmen Cobalt
Dalam simbol kimia, Cobalt memiliki nama Co dengan nomor atom 27. Unsur ini biasanya ditemukan dalam senyawa yang berada di dalam kerak bumi, yakni di dalam paduan besi meteorik alami, meski hanya sebagian kecil saja. [Wikipedia, Kobalt].
Sementara kode warna hexnya adalah #0047AB. Pigmen ini dibuat dengan proses sintering [1] di mana Cobalt (II) Oksida dicampur dengan alumina dan dipanaskan pada suhu 1200 derajat celcius. Proses ini akan menghasilkan Cobalt (II) Aluminate (CoAI204) yang merupakan pigmen Cobalt Blue.
Pigmen blue dianggap sebagai warna biru tua yang cerah. Meski begitu, pigmen ini dikenal kurang intens dibandingkan dengan warna Prussian Blue (Biru Prusia) yang dianggap lebih stabil.
Pembentukan Cobalt Sebagai Mineral
Sementara proses pembentukan Cobalt Blue di dalam kerak bumi meliputi beberapa proses berikut ini, di antaranya :
- Pembentukan Mineral Cobalt >> Cobalt terbentuk sebagai mineral dalam batuan beku, metamorf dan sedimen. Mineral ini sering terkait dengan nikel, tembaga dan besi.
- Aktivitas Geologis >> Aktivitas lempeng tektonik dan proses geologis lainnya seperti vulkanisme dan sedimantasi berkontribusi pada konsentrasi dan sitribusi mineral Cobalt di kerak bumi.
- Oksidasi Cobalt >> Ketika Cobalt terpapar oleh oksigen, terjadi reaksi kimia yang menghasilkan Cobalt (II) Oksida, yang menghasilkan warna biru cobalt.
- Pembentukan Pigmen >> Senyawa Cobalt (II) Oksidasi kemudian dapat diolah lebih lanjut untuk membentuk pigmen Cobalt Blue.
Proses pembuatan pigmen Cobalt Blue dari kerak bumi hingga menjadi pigmen warna biru merupakan hasil dari interaksi kompleks antara unsur kimia, kondisi lingkungan dan dinamika geologis. Sehingga dibutuhkan beberapa tahapan proses agar bisa diaplikasikan ke berbagai media.
Proses Ekstraksi
Dalam proses ekstraksi dan pemurnian Cobalt dari bijih mineral, melibatkan beberapa langkah yang sangat kompleks, Seperti berikut ini :
- Ekstraksi Cobalt >> Cobalt diekstraksi dari bijihnya melalui metode hidrometalurgi yang merupakan proses pengolahan bijih menggunakan pelarut asam untuk mendapatkan logam berharga. [Riyadi, Muhammad Agung, Studi Ekstraksi Nikel dan Kobalt dari Bijih Limonit dengan Metode Kalsinasi dan Atmospheric Leaching Menggunakan Asam Sulfat, 2021]
- Pemurnian >> Setelah ekstraksi, Cobalt yang masih tercampur dengan logam lain perlu dimurnikan kembali. Proses ini melibatkan metode presipitasi di mana agen kimia ditambahkan ke dalam larutan untuk mengendapkan cobalt dan memisahkannya dari logam lain. [Karimah, Nur., Pengaruh Agen Presipitasi dalam Ekstraksi Nikel dan Kobalt dari Larutan Pelindian Bijih Nikel Laterit Menggunakan Asam Sulfat, 2024]
- Proses Pirometalurgi >> Dalam beberapa kasus metode ini digunakan yakni proses pemurnian yang menggunakan panas untuk memisahkan dan memurnikan logam dari bijihnya. [Wikipedia, Kobalt]
- Elektrometalurgi >> Proses yang menggunakan elektrokimia untuk memurnikan Cobalt lebih lanjut. [Wikipedia, Kobalt]
Setiap langkah dalam proses ini membutuhkan peralatan khusus dan kondisi pengoperasian yang tepat agar menghasilkan ekstrasi Cobalt yang murni dan efisien.
Fakta Menarik Cobalt
Pigmen Cobalt Blue memiliki beberapa fakta menarik yang membuatnya unik dan berharga dalam berbagai aspek, di antaranya :
- Proses penemuan yang dilakukan oleh Louise Jacques pada tahun 1802 hingga diproduksi secara masal dan digunakan di berbagai belahan dunia untuk media yang berbeda.
- Komposisi warna yang memanfaatkan garam Cobalt Alumina, dab Cobalt (II) Aluminate. C0AI204.
- Karakteristik warna yang cenderung kurang intens jika dibandingkan dengan warna Prussian Blue, serta dianggap sebagai warna biru tua yang cerah. Beberapa pigmen warna yang berasal dari Cobalt adalah Cobalt Blue, Cerulean Blue dan Cobalt Green.
- Warna Cobalt Blue dianggap sebagai warna yang dikaitkan dengan kedalaman dan stabilitas. Melambangkan kepercayaan, kesetiaan, kebijaksanaan, kepercayaan diri serta kecerdasan. Ia juga sering dikaitkan dengan keterbukaan, kebebasan, intuisi dan imajinasi. [Creativebooster, All About Color Cobalt Blue (Color Code, Meaning and Pairing), 2023]
- Mudah menggumpal >> Fakta yang satu ini saya temukan sendiri selama saya bekerja menjadi SPG pada alat-alat seni. Ternyata pigmen Cobalt Blue (terutama pada cat Acrylic) akan lebih mudah menggumpal dan terlepas dari bindernya dibandingkan warna lainnya. Terutama untuk warna Studio Quality seperti Maries, Reevees, Vtec dan lain-lain. Jadi teman-teman yang memiliki warna ini, lebih baik disimpan di suhu ruangan yang tak terlalu panas, sehingga mencegah masa penggumpalan pigmen.
- Harga Mahal >> Untuk Artist Quality, pigmen Cobalt biasanya memiliki tingkatan seri tertinggi. Ini artinya harga jual cat lebih mahal dibandingkan warna biru lain atau di bawah seri. Contohnya di produk Rembrandt dari Royal Talens.
Contoh Karya Seniman Yang Menggunakan Pigmen Cobalt
Seniman Glenda Sutardy adalah salah satu seniman yang menggunakan pigmen Cobalt dalam karyanya. Ia menerjemahkan visinya melalui penerapan campuran elektik dari polimer, minyak, dan mineral alami untuk menghasilkan tekstur dan lapisan dalam karyanya.
Glenda juga mengomposisikan lapisan alami Jepang yang disebut dengan Nihonga dalam karyanya. Selain karya lukis, pigmen cobalt juga digunakan untuk berbagai macam industri seperti keramin dan kaca, pembuatan tinta, plastik dan pelapis. Bahkan juga pada industri teksil.
Pigmen Cobalt terutama dalam bentuk Cobalt Blue telah menjadi salah satu palet warna favorite bagi para seniman lukis dalam berkarya. Warna biru tua yang cerah dan stabilitasnya mampu menghasilkan karya seni yang ikonik. Selain Glenda, ada beberapa seniman lain yang menggunakan warna Cobalt Blue dalam karya mereka, yakni :
- Vincent Van Gogh >> Van Gogh adalah salah satu seniman yang menggunakan Cobalt Blue dalam karyanya. Kita bisa melihatnya dalam lukisan "Starry Night" dalam lukisan langit malam yang berputar. Selain memberikan warna, peran cobalt di lukisan ini juga memperlihatkan energi dan gerakan yang dinamis.
- Claude Monet >> Pelopor gerakan ekspresionisme ini juga sering menggunakan warna Cobalt Blue dalam karyanya. Cobalt dalam karya Monet mampu betperan untuk menangkap efek cahaya dan warna. Kita bisa melihatnya di dalam lukisan "Water Lilies" yang menggunakan warna biru yang halus dan kompleks.
- Johannes Vermeer >> Meskipun Vermeer lahir sebelum Cobalt ditemukan, namun karyanya juga menggunakan unsur cobalt seperti smalt seperti dalam karyanya "Girl With A Pearl Earring" di mana warna biru mampu menonjolkan kesan anggun dan murni pada sorban yang digunakannya.
- Henri Matisse >> Karya Henri Matisse "Blue Nude" menggunakan unsur Cobalt blue untuk menggambarkan tubuh manusia yang menciptakan kesan kontras yang kuat dan dinamika visual yang khas.
Pigmen Cobalt telah menjadi bagian integral dari palet warna para seniman yang mampu menciptakan karya seni ikonik sepanjang masa. Dari langit berputar milik Van Gogh hingga warna tubuh milik Henri Matisse membuat Cobalt Blue menjadi salah satu pigmen warna yang tidak hanya cerah tetapi juga menginspirasi dan memperkaya karya seni.
Notes
- [1] Proses manufaktur yang digunakan untuk memadatkan bahan serbuk menjadi bentuk solid dan densitas yang tinggi dengan menerapkan panas (atau tekanan) tanpa perlu mencairkan bahan tersebut sepenuhnya.
- Ilustrasi menggunakan prompt AI
0 Comments
Dalam beberapa kasus kolom komentarnya tidak mau terbuka, Mohon maaf atas ketidaknyamanannya.